DRI IPB

Temu Bisnis PSB IPB University dalam Rangka Pendampingan Desa Binaan Rawan Bencana

Berita / Warta LPPM

Temu Bisnis PSB IPB University dalam Rangka Pendampingan Desa Binaan Rawan Bencana

Pusat Studi Bencana, IPB University bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengadakan temu bisnis dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) terkait, di Ibis Styles Pajajaran, Bogor, Jawa Barat, pekan lalu.
Kegiatan ini merupakan pemaparan hasil dari kegiatan pendampingan dan perkembangan pemasaran produk gula aren di desa binaan yang berlokasi di Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Sukabumi, Jawa Barat.

Dr Yonvitner selaku Ketua Pelaksana menyampaikan, “Ini merupakan tahun kedua kami melakukan pendampingan terhadap masyarakat rawan bencana atau pernah terdampak bencana. Kegiatan ini dapat menjadi wadah untuk mendiskusikan bagaimana aksi yang dapat dilakukan di wilayah yang tedampak bencana.”

Menurutnya, pendampingan pada tahun 2021 merupakan lanjutan dari kegiatan pendampingan ekonomi yang diberikan pada tahun 2020 oleh BNPB melalui Direktorat Pemulihan dan Peningkatan Sosial Ekonomi dan Sumberdaya Alam (SDA).
Pendampingan ini terdiri dari peningkatan kapasitas kelompok melalui strategi pemasaran produk unggulan dan Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT) produk gula aren serta bandrek gula. Peningkatan sinergi kelompok usaha masyarakat melalui kegiatan temu bisnis dan oenguatan legalitas kelompok (SK Camat, NIB, dan PIRT). Dan peningkatan jejaring pemasaran produk kelompok usaha masyarakat melalui strategi promosi dan branding serta flagship store UMKM.

berita-temu-bisnis-psb-ipb-university-dalam-rangka-pendampingan-desa-binaan-rawan-bencana-news

Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BNPB, Jarwansyah, SPd, MAP, MM pun menyampaikan harapan yang dapat dicapai pada kegiatan ini. Yaitu BNPB dapat mendampingi OPD dalam melaksanakan pendampingan terhadap masyarakat daerah pasca bencana. Selain itu, ia juga menyampaikan cara untuk suatu produk yang dihasilkan akan tetap bertahan.

“Hal yang penting untuk tim pendamping yaitu mencari pasar demi keberlanjutan penjualan program, dengan mempertahankan keseimbangan antara pasar dan produk yang tersedia,” sambungnya.

Sementara itu, Dr Syamsul Bahri Agus, dosen IPB University menyampaikan mengenai latar belakang dilaksanakannya kegiatan pendampingan di wilayah tersebut.

“Sirnaresmi merupakan daerah yang rawan terkena bencana longsor. Seperti yang telah terjadi bencana longsor di wilayah tersebut pada 31 Desember 2018. Pendampingan dilakukan dengan penyediaan sarana sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan. Seperti penyediaan body harness untuk menunjang masyarakat dalam mengakses pengambilan nira yang digunakan sebagai bahan baku gula aren, penyediaan market atau pasar untuk menjual hasil produksi, ” jelasnya.

Kerajinan dan hasil produksi gula semut di Desa Sirnaresmi sebelumnya sudah ada, namun terkendala dalam proses pemasaran.
“Seiring berjalannya waktu, kemajuan akan produktivitas gula aren semakin bertambah. Mulai dari bantuan mesin pengering bahan utama gula yang menjadikan produk gula aren dapat dipasarkan secara luas. Perizinan resmi dari berbagai pihak yang akan diberikan dalam waktu yang akan datang,” imbuhnya.

Kegiatan ini disertai dengan penandatanganan kesepakatan dukungan berkelanjutan program pembinaan pendampingan ekonomi di daerah pasca bencana wilayah Provinsi Jawa Barat Kabupaten Sukabumi. Penandatanganan dilakukan oleh Kasubdit Pemulihan dan Peningkatan Ekonomi, BNPB Makbul, SSos, MSi, Sekretaris BNPD Kabupaten Sukabumi Anita Mulyani, SPd, MPd, Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial Dinas Kabupaten Sukabumi Subagio, SSos, Kepala Bidang Industri Agro Dinas Perindustrian dan ESDM Kabupaten Sukabumi Drs Asep Ruswanda, MSi, Kepala Bidang Usaha Mikro Dinas Perdagangan, Koperasi dan UKM Kabupaten Sukabumi, Camat Cisolok Kabupaten Sukabumi Kurnia Lismana, AP, Kepala Desa Sirnaresmi Kecamatan Cisolok Kabupaten Sukabumi Iwan Suwandri, Ketua Kelompok Perempuan Produktif Kabupaten Sukabumi Risna Sofyanti, SPd, serta Direktur Pemulihan dan Peningkatan Sosial, Ekonomi dan SDA Badan Nasional Penanggulangan Bencana Dra Andi Eviana, MSi. (**/Zul)