DRI IPB

TEKNIK PERBANYAKAN CEPAT SUMBERDAYA GENETIK ILES-ILES UNTUK MENDUKUNG PERCEPATAN KOMERSIALISASI SECARA BERKELANJUTAN

Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia 2009

TEKNIK PERBANYAKAN CEPAT SUMBERDAYA GENETIK ILES-ILES UNTUK MENDUKUNG PERCEPATAN KOMERSIALISASI SECARA BERKELANJUTAN

TEKNIK PERBANYAKAN CEPAT SUMBERDAYA GENETIK ILES-ILES UNTUK MENDUKUNG PERCEPATAN KOMERSIALISASI SECARA BERKELANJUTAN

(QUICK PROPAGATIVE MASS OF ILES-ILES GENETIC TO SUPORT SUSTAINABLE CONTINUOUS PRODUCTIONIN)

Edi Santosa1), Desta Wirnas1)

ABSTRACT

Increasing demand on glucomannan as healthy diet in develop countries, promotes higher planting area of Amorphophallus.  Iles-iles corm (Amorphophallus muelleri) contains high percentage of glucomannan. In order to meet with increasing demand, providing mass planting materials is a great concern in Indonesia. Therefore, the study on skin corm and bulbil as propagation materials was conducted. In the first experiment, bulbil with different size and section, i.e., very small, small, medium and large, and half section and ¼ section were used.  In the second experiment, we evaluated the prospect of skin corm as propagul where different size of skin corm was used, i.e., 1 cm x 1 cm, 2 cm x 2 cm, and 4 cm x 4 cm. Results showed that both bulbil and skin corm could be utilized as prospectivepropagules of iles-iles. Propagation using bulbil was more superior as compared to skin corm. Bulbil of both whole and sectioned had high emergence of bud (> 90%), except very small sized ones. Very small bulbil (diameter less than 1 cm) resulted in ca 605 of emergence. Skin corm sized 4 cm x 4 cm produced equal emergence to medium bulbil. In general, increasing size of skin corm increased success of emergent bud. Delaying emergence on small sized skin corm could be assessed by smaller nutrient reserved. Most unseccessemergence of small sized skin and very small bulbil was due to decay of the propagules. These experiments implied that both bulbils and skin corm could be used as mass propagules for iles-iles production.

Keyword : Bulbil, Amorphophallus muelleri, iles – iles, mass propagation, skin of corm.

ABSTRAK

Meningkatnya permintaan akan glukomanan sebagai bahan diet yang sehat di negara maju, memicu peningkatan areal penanaman Amorphophallus. Iles-iles (Amorphophallus muelleri) mengandung glukomanan dengan persentase yang tinggi. Dalam rangka untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat, penyediaan bahan baku untuk bahan tanamanmenjadi hal yang sangat penting di Indonesia. Oleh karena itu, studi tentang skin corm and bulbil sebagai bahan perbanyakan  dilakukan. Pada percobaan pertama, bulbil kecil, sedang, dan besar dan separuh serta seperempat bagian yang digunakan. Pada percobaan kedua, dievaluasi prospek (kemungkinan) scin corm sebagai propagul dengan beragam ukuran i.e., 1 cm x 1 cm, 2 cm x 2 cmyang, dan 4 cm x 4 cm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bulbil dan scin corm keduanya dapat digunakan sebagai propagul iles-iles yang menyajikan perbanyakan menggunakan scin corm. Bulbil baik seluruhnya maupun yang terbagi kedalam bagian-bagian memiliki kemampuan bertunas yang tinggi (> 90%), kecuali untuk yang berukuran sangat kecil. Bulbil yang  sangat kecil (diameter <1 cm) menghasilkan ca 605 tunas. Scin corm yang berukuran 4 cm x 4 cm menghasilkan pertunasan yang sama untuk bulbil yang medium. Secara umum, meningkatnya ukuran scin corm meningkat keberhasilan pertunasan. Pelambatan pertunasan pada scin corm ukuran kecil akan dapat dilalui oleh sebagian nutrisi yang lebih kecil. Sebagian ketidakberhasila pertunasan pada scin corm ukurannya kecil dan bulbil yang sangat kecil adalah karena pembusukan dari propagul. Percobaan-percobaan ini mengimplimentasikan bahwa bulbil dan scin corm keduanya dapat digunakan sebagai propagules untuk produksi iles-iles. Kata kunci : Bulbil, Amorphophallus muelleri, iles – iles, mass propagation, skin of corm.

 Download : Abstrak