DRI IPB

Tangible Value Biodiversitas Herbal dan Meningkatkan Daya Saing Produk Herbal Indonesia dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015

Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia 2014

Tangible Value Biodiversitas Herbal dan Meningkatkan Daya Saing Produk Herbal Indonesia dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015

 Tangible Value Biodiversitas Herbal dan Meningkatkan Daya Saing Produk Herbal Indonesia dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015

Tangible Value of Herbal Biodiversity and Competitiveness Analysis of Indonesian Herbal Products in Dealing ASEAN Economic Community
2015

Eka Intan Kumala Putri1*, Amzul Rifin2, Novindra1, Heny Kuswanti Daryanto2, Hastuti1, Asti Istiqomah1
 

ABSTRAK

Herbal adalah komoditas ramah lingkungan yang memiliki slogan ‘back to nature’. Herbal merupakan komoditas andalan Indonesia karena bahan baku herbal berasal dari keanekaragaman hayati yang melimpah di Indonesia. Namun, herbal Indonesia saat ini menghadapi sejumlah tantangan untuk dapat bersaing dengan herbal  yang berasal dari negara-negara asing. Adanya FTA dapat dilihat dari terbukanya pasar untuk masuknya produk herbal yang diimpor dari Cina, India, Malaysia, dan lain-lain. Secara ekonomi, neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit dengan angka ekspor produk herbal yang terus menurun. Artinya, adanya perjanjian perdagangan bebas terpengaruh oleh rendahnya daya saing produk herbal terhadap produk impor yang beredar di Indonesia. Pada tahun 2015, Indonesia telah menyetujui perjanjian perdagangan bebas antarnegara ASEAN (Masyarakat Ekonomi ASEAN/MEA). Apakah MEA mampu mengangkat produk herbal Indonesia di pasar domestik?.

Kata kunci: daya saing, herbal, MEA, pasar domestik, produk ekspor

 

ABSTRACT

Herbs are environmentally friendly commodities that slogan ‘back to nature’. Herbal is a reliable commodity Indonesia because herbal raw material comes from Indonesia’s abundant biodiversity. However, the current Indonesian herbal faced a number of challenges to be able to compete with the herbs that come from foreign countries. The existence of the Free Trade Agreement can be seen by the opening of the market to the entry of Indonesian  herbal  products  imported  from  Cina,  India,  Malaysia,  and  others.  Economically,  Indonesia’s  trade balance deficit with export figures of herbal products continues to decline. That is, the existence of free trade agreements is adversely affected by the low competitiveness of herbal products against imported products that circulate in Indonesia. In the midst of adversity free trade, in 2015 has agreed a free trade agreement between the ASEAN countries (EAC). Will EAC able to lift Indonesian herbal products from the domestic market?.

Keywords: competitiveness, EAC, export product, herbal, the domestic market

Download : Abstrak