DRI IPB

LPPM IPB University Ikuti Diskusi Pengembangan Desa di Subang

Berita / Warta LPPM

LPPM IPB University Ikuti Diskusi Pengembangan Desa di Subang

Dalam rangka integrasi data spasial statistik di Kabupaten Subang, Jawa Barat yang dilaksanakan LPPM IPB University dan Badan Informasi Geospasial (BIG), Wakil Kepala bidang Pengabdian kepada Masyarakat (PM) LPPM IPB University, Dr Sofyan Sjaf dan Wakil Kepala bidang Penguatan Sumberdaya, Kerjasama, dan Pengembangan (PSKP) – LPPM IPB University, Prof M. Faiz Syuaib mantapkan supervisi dengan Focus Group Discussion (FGD).

Diskusi tersebut dalam rangka pengawasan kegiatan integrasi data spasial statistik di Kabupaten Subang yang berlokasi di tiga desa. Tiga desa tersebut adalah Desa Sagalaherang Kidul, Desa Margahayu dan Desa Legon Wetan.

Dalam diskusi, Dr Sofyan Sjaf menegaskan bahwan perencanaan pembangun  desa dan daerah bukan lagi dengan kira-kira. Ia mengatakan, “Mimpi kami itu pembangunan bukan lagi kira-kira tetapi berdasarkan data yang presisi.”

Ia menyebut, pembangunan yang tepat sasaran adalah pembangunan yang mengangkat hakekat pembangunan masyarakatnya. Sementara itu, perencanaan yang baik berawal dari data yang benar.

berita-lppmsubangddp

Prof M. Faiz Syuaib pada diskusinya mengutarakan bahwa tujuan pembangunan adalah kesejahteraan umum. Ia menyebut, “Pembangunan bertujuan untuk kesejahteraan, kesejahteraan masyarakat umum dan terpenting bagaimana teknologi dapat membantu kita untuk melakukan aktivitas,” ungkapnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa desa merupakan pusat berbagai potensi.
“Kita besar berawal dari desa. Desa memiliki potensi berbagai sumberdaya produktif. Desa juga sumber teknologi lokal yang menjadi basis perencanaan, menjadi dasar apa yang harus kita lakukan. Inovasi Data Desa Presisi (DDP) ini bisa dijadikan terobosan baru untuk pembangunan dari desa,” tambahnya.

Sekretaris Deputi Kementerian Pemuda dan Olahraga, Esa Sukmawijaya yang turut hadir dalam diskusi menanggapi inovasi Data Desa Presisi (DDP) sebagai inovasi pembangunan.

“Kesulitan kita di daerah adalah talenta dari pemuda yang ada, tetapi program yang disampaikam melalui Inovasi Data Desa Presisi (DDP) itu saya rasa itu metode kita dalam mencari talenta yang ada di desa khususnya pemuda desa,” pungkas Esa Sukmawijaya. (*)