DRI IPB

Kemenpora Hadirkan Dr Sofyan Sjaf, Bahas Pembangunan Pemuda

Berita / Warta LPPM

Kemenpora Hadirkan Dr Sofyan Sjaf, Bahas Pembangunan Pemuda

Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) gandeng penggagas Data Desa Presisi (DDP) IPB University untuk pembangunan Sentra Pemberdayaan Pemuda Desa/Kelurahan (SPPDK). Hal ini terungkap dalam diskusi yang digelar oleh Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda, Kemenpora yang menghadirkan Dr Sofyan Sjaf, penggagas DDP, untuk membahas hal tersebut, di Gedung Graha Pemuda, Kemenpora beberapa waktu lalu.

Dalam diskusi ini, Dr Sofyan Sjaf yang menjabat sebagai Wakil Kepala bidang Pengabdian kepada Masyarakat – Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University didampingi Badar Muhammad SIKom dan Danang Aria Nugroho, SE dari Tim DDP LPPM.1  Kehadiran Dr Sofyan dalam diskusi ini untuk memberikan gambaran dan mempertegas kondisi eksisting pemuda desa/kelurahan yang telah mengimplementasikan DDP sebagai basis pembangunan desa dan pembangunan pemuda pada khususnya.

Dalam sambutannya, Esa Sukmawijaya, SP, MSi, mewakili Deputi Pemberdayaan Pemuda, menekankan bahwa saat ini kita sudah memiliki konsep SPPDK. Konsep ini harus sampai pada level individu pemuda di desa yang membutuhkan.

“Untuk itu, kita butuh data yang presisi supaya data tersebut mampu mengantarkan kita sampai kepada pemuda tersebut yang membutuhkan stimulan. Data ini menjadi bagian yang penting untuk melandasi SPPDK, karena data ini bisa memperkuat perspektif kita terhadap pemuda sampai level individu baik di desa maupun kelurahan,” ujar Esa.

berita-Lewat Data Desa Presisi, Indeks Pembangunan Pemuda mampu mencapai pemuda hingga level individu

Sementara itu, dalam paparannya Dr Sofyan Sjaf mengatakan bahwa Indonesia saat ini membutuhkan data presisi yang menjadi landasan pembangunan ke depan. Salah satunya adalah pembangunan pemuda sebagai prioritas keberlanjutan pembangunan nasional.

Menurutnya, konsep SPPDK dengan pola-pola pemberdayaan yang fokus pada subjek pemuda desa tersebut, secara individu maupun berkelompok, sangat mampu menjawab kebutuhan pemuda desa dari segi konteks peningkatan kapasitas.

“Kehadiran DDP sebagai data dasar yang dimiliki oleh desa mampu memberikan gambaran dari sisi pemuda desa secara individu. Yaitu dengan cara melihat Indeks Pembangunan Pemuda (IPP) berbasis DDP dan juga potensi desa yang bisa dimanfaatkan oleh pemuda desa secara berkelanjutan. Sehingga implementasi SPPDK mampu berangkat dari kondisi pemuda desa dan juga potensi desa yang dimiliki,” ujarnya.

Dalam diskusi ini, hadir Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Tapanuli Utara yang memberikan testimoni terkait pemanfaatan DDP. Ia menjelaskan bahwa desa-desa yang ada di Kab Tapanuli Utara saat ini telah mengimplementasikan DDP.

“Mereka kini mampu memberikan gambaran eksisting kondisi pemuda dan juga kondisi eksisting potensi desa. Kita telah menggunakan DDP dan sangat jelas bahwa dari DDP tersebut kita memiliki arah akan dibawa kemana nasib para pemuda ini,” kata Kepala Bappeda Kabupaten Tapanuli Utara.

Selain itu, beberapa tamu undangan juga memberikan tanggapan dan testimoni dari stakeholder mengenai keunggulan DDP yang bisa menjadi landasan kuat dalam setiap program Kemenpora ke depan. Terutama yang fokus pada pemberdayaan pemuda.
Diskusi ini dihadiri oleh Dr Samsudin (Staf Ahli Menpora Bidang Hukum Olahraga), Alia Noorayu Laksono (Staf Khusus Menpora Bidang Kreativitas dan Inovasi Kaum Milenial), Drs Nikson Nababan, MSi (Bupati Tapanuli Utara), Jaenal, SPd (Kepala Desa Gelar Anyar, Kabupaten Cianjur) dan para pelaku pemberdayaan pemuda dari daerah-daerah di Indonesia baik secara luring maupun daring. (BDR/Zul)