DRI IPB

Kabupaten Ende NTT Deklarasikan 3 Sekolah Peternakan Rakyat (SPR)

Berita / Warta LPPM

Kabupaten Ende NTT Deklarasikan 3 Sekolah Peternakan Rakyat (SPR)

Pusat Studi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan Masyarakat (PSP3), Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University bekerja sama dengan Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT) deklarasikan tiga Sekolah Peternakan Rakyat (SPR). Yakni SPR Beka Kapa, SPR Kale Tau Mbale dan SPR Sa Ate Fonga Maju. Kegiatan ini merupakan kelanjutan kerjasama antara LPPM IPB dan Kabupaten Ende.

Deklarasi SPR tersebut dilakukan di Gedung Pertemuan Kalimutu Kantor Bupati Ende, (29/12). Hadir bupati Kabupaten Ende, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Ende beserta jajarannya, dinas-dinas terkait, Kepala Balai Penyuluhan Pertanian (BPP), Koordinator Pusat Kesehatan Hewan (Puskewan).  Hadir juga Kepala PSP3 IPB University sekaligus penggagas konsep SPR Prof Muladno, Ketua Unit Penyelenggara SPR, Prof Agik Suprayogi dan Sekretaris SPR Dr Indah Wijayanti, camat dan kepala desa dari perwakilan SPR dan pengurus Dewan Perwakilan Pemilik Ternak (DPPT).

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Ende, Ir Marianus Aleksander melaporkan bahwa kegiatan pelatihan teknis di SPR seperti pelatihan pupuk dengan vermikompos, pembuatan pakan, manajemen produksi sapi potong, budidaya dan pengolahan sorgum sudah dimulai sejak bulan Maret 2021.

berita-kabupaten-ende-ntt-deklarasikan-3-sekolah-peternakan-rakyat-spr-news

“Pemerintah kabupaten juga telah memberikan bantuan berupa alat pencacah dan pengolah pupuk pada masing-masing SPR serta kegiatan pendampingan oleh fasilitator dari IPB University,” ujarnya.

Sementara itu, Bupati Ende, Drs H Djafar H Achmad dalam sambutannya menuturkan bahwa SPR harus bicara mengenai bisnis.  “Potensi yang dimiliki Kabupaten Ende ini sangat luar biasa, terutama terkait pertanian khususnya peternakan. Akan tetapi stakeholder untuk pemasaran menjadi kunci penting dalam keberhasilannya. Kendala utama yang dihadapi oleh para peternak kami ini adalah terkait pemasaran. Ke depan jika pembelajaran SPR ini sudah baik dan bisnis kolektif bisa berjalan, kami akan bantu untuk pasar di Labuhan Bajo, karena Labuhan Bajo adalah pasar yang paling empuk,” ujarnya.

Sementara itu, Prof Muladno menambahkan bahwa SPR binaannya memang harus langsung berlatih bisnis.

“Nanti kami akan datangkan tim Solidaritas Alumni SPR Indonesia (SASPRI) untuk mulai latihan bermitra. Kami akan siapkan stakeholder dari Jakarta untuk mengakomodir bisnis yang dilakukan oleh SPR, karena potensi alam di Ende tidak diragukan lagi. Ada gamal dan lamtoro yang tumbuh subur di sepanjang jalan,” ujarnya.

Dalam pendampingan SPR ini, Prof Muladno berharap ketiga SPR ini bisa lulus, maksimal tahun depan, dengan didampingi manajer. (**/Zul)