DRI IPB

IPB University dan BRIN Launching OxIL, Teknologi Oxygen Concentrator

Berita / Warta LPPM

IPB University dan BRIN Launching OxIL, Teknologi Oxygen Concentrator

IPB University bersama Balai Pengembangan Instrumentasi, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BPI-BRIN) berhasil menciptakan oxygen concentrator dengan molecular sieve produk lokal. Produk ini diberi nama OxIL. Inovasi ini merupakan solusi dari krisis kelangkaan oksigen yang terjadi selama pandemi COVID-19.

Dr Anto Tri Sugiarto salah satu tim peneliti dari BPI-BRIN, menerangkan OxIL adalah oxygen concentrator dengan kapasitas maksimum 10 liter per menit dengan menggunakan metode Pressure Swing Adsorption (PSA). Sesuai namanya, metode ini menggunakan dua kolom yaitu tempat menyimpan zeolit yang saling bergantian. Ketika udara masuk, nitrogen akan ditangkap sementara oksigen dilepaskan.

“Keunggulan OxIL ini adalah menggunakan material lokal yang dikemas dengan teknologi instrumentasi dan kontrol dari BPI-BRIN, serta penggunaan bahan baku molecular sieve yaitu zeolite yang diproduksi oleh IPB University,” sebutnya.

Selain Dr Anto, penggagas inovasi ini adalah Dr Zaenal Abidin, pakar kimia lempung dan zeolit dari Departemen Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) IPB University.

Dr Zaenal Abidin menjelaskan, bahan baku pembuatan zeolite semuanya berasal dari bahan lokal. Tidak hanya itu, bahan lokal ini juga mudah diproduksi sehingga dapat mengurangi ketergantungan kebutuhan zeolite yang selama ini diimpor.

“Keunggulan zeolite yang digunakan adalah sangat efektif untuk memisahkan gas-gas yang berada di udara, sehingga kemurnian oksigennya dapat mencapai lebih dari 90 persen, pembuatan zeolite yang lebih murah serta dapat diproduksi di Indonesia secara berkelanjutan,” kata Dr Zaenal.

berita-ipb-university-dan-brin-launching-oxil-teknologi-oxygen-concentrator-news

Selain untuk memenuhi kebutuhan oksigen di bidang medis, IPB University dan BPI-BRIN juga telah berhasil memanfaatkan oksigen konsentrasi tinggi yang dihasilkan dari OxIL untuk bidang pertanian. Produk ini diintegrasikan dengan teknologi fine bubble sehingga mampu mempercepat penyiapan benih.

Teknologi fine bubble sendiri sebelumnya telah dikembangkan oleh beberapa ilmuwan di  negara lain seperti Jepang. Teknologi fine bubble adalah teknologi yang menghasilkan gelembung halus yang berisi udara, oksigen atau ozon. Kandungan ini terlarut di dalam air dengan diameter lebih kecil dari 1 mikro meter dengan konsentrasi jutaan gelembung dalam satu mililiter air. Gelembung halus ini dapat bertahan lama di dalam air lebih dari 2 minggu.

“Teknologi fine bubble ini dapat mempersingkat penyiapan benih bawang putih dari yang selama ini harus menunggu patahnya dormansi benih sekitar 5-6 bulan, menjadi hanya 2 bulan. Sementara untuk benih padi, dari 4-6 minggu menjadi 2 minggu,” kata Prof Y Aris Purwanto, ahli aplikasi fine bubble bidang pertanian.

Guru Besar Departemen Teknik Mesin dan Biosistem – Fakultas Teknologi Pertanian IPB University ini mengurai, OxIL yang diintegrasikan dengan ozon generator dan fine bubble generator dapat diaplikasikan dalam proses pencucian produk hortikultura. Pencucian ini untuk menghilangkan jamur dan mikroba serta mengurangi residu pestisida yang menempel. Adapun aplikasinya pada cabai, dapat mengurangi pestisida sebanyak 64 persen, dan meningkatkan masa simpannya hingga dua kali lipat.

Rektor IPB University, Prof Arif Satria, turut mengapresiasi inovasi hasil kolaborasi BPI-BRIN dan IPB University ini. Menurutnya, tak hanya menyelesaikan masalah, inovasi OxIL juga menjadi inspirasi bagi para peneliti akan pentingnya kolaborasi.

“Ini karya yang luar biasa, kerjasama lintas disiplin. Ada ahli kimia, ahli mesin, peneliti BPI-BRIN dan dokter. OxIL menjadi bukti bahwa bukti bahwa kampus bisa terus memberikan kontribusi untuk menyelesaikan masalah,” sebut Prof Arif.

Selain Prof Arif, apresiasi yang sama diberikan oleh Wakil Rektor IPB University Bidang Internasionalisasi, Kerjasama dan Hubungan Alumni, Prof Dodik Ridho Nurrochmat dan Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University, Dr Ernan Rustiadi. Dengan produksi dan biaya investasi yang murah, keduanya yakin bahwa OxIL tidak hanya akan menjadi produk tambahan dri yang sudah ada, namun juga menjadi substitusi dari produk impor dengan komponen lokal.

Dalam acara peresmian itu, dr Naufal M Nurdin, MSi, dokter di Unit Kesehatan IPB University,   berkesempatan mendemonstrasikan penggunaan oksigen yang dihasilkan dari oxygen concentrator pada pasien.

Selain nama-nama peneliti di atas, masih ada nama-nama yang turut terlibat dalam mewujudkan karya besar ini antara lain Dr Akhiruddin (FMIPA IPB University), Dr Yessy (FMIPA IPB University), Dr Erus Rustami (FMIPA IPB University), Dr Aziz Boing (Fateta IPB Univetsity). Sejumlah peneliti BPI-BRIN dan mahasiswa IPB University juga tak sedikit yang terlibat dalam pencapaian karya membanggakan ini.

Lahirnya karya ini tak hanya menjadi bagian dari solusi penanganan COVID-19 di Indonesia, namun juga memberikan kontribusi besar bagi bidang pertanian maupun kesehatan ke depan. (Rz)