DRI IPB

Diskusi Hasil Kegiatan Pendampingan Program BJA Kedelai di Provinsi Lampung oleh LPPM IPB

Berita / Warta LPPM

Diskusi Hasil Kegiatan Pendampingan Program BJA Kedelai di Provinsi Lampung oleh LPPM IPB

Menindaklanjuti hasil Rapat Evaluasi BJA antara LPPM-IPB dengan Direktorat Aneka Kacang dan Umbi, Ditjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian yang telah dilaksanakan pada Selasa, 31 Oktober 2017, Kepala LPPM IPB (Dr. Ir. Prastowo, M.Eng) didamping PIC Program BJA Kedelai untuk Provinsi Lampung yaitu Shandra Amarillis menyampaikan hasil kegiatan pendampingan Program BJA Kedelai di Desa Rejomulyo, Kecamatan Pasir Sakti, Kabupaten Lampung Timur kepada Kasi Aneka Kacang dan Umbi, Dinas Pertanian Provinsi Lampung (Mardiana SP, MM) pada hari Senin 6 November 2017 bertempat di Kantor Dinas Pertanian Provinsi Lampung.

Tim LPPM IPB dalam diskusinya menyampaikan, luas area program BJA Kedelai di kawasan Lampung Timur yaitu sekitar 150 ha. Pendampingan dilakukan oleh dua orang pendamping lapangan selama kurang lebih 6 bulan dari pertengahan April hingga pertengahan September 2017. Realisasi tanam sampai dengan saat ini yaitu 20% dari rencana awal 150 hektar. Koordinasi antara pendamping lapangan, penyuluh, BP3K dan Dinas Pertanian Kabupaten Lampung Timur berjalan baik. Hal tersebut ditandai dengan turunnya bantuan sarana produksi pertanian seperti benih, rhizobium, kapur dan pupuk dengan cukup cepat, sekitar akhir April 2017. Semua pihak optimis bahwa kegiatan BJA Kedelai akan dapat berjalan lancar sampai dengan diperoleh benih kedelai dari luasan tersebut. Namun demikian, terdapat beberapa faktor yang menyebabkan Program BJA Kedelai di Lampung Timur kurang berhasil diantaranya 1) pemindahan CPCL dari desa Pasir Sakti ke desa Rejomulyo, 2) curah hujan harian yang tinggi dari awal tanam pertama yaitu Mei sampai dengan Agustus 2017, dan 3) harga kedelai masih rendah dan ketidakpastian pembelian.

Dari tanggapan Dinas Pertanian Provinsi Lampung, ketertarikan petani untuk menanam kedelai bergantung pada penetapan harga jual kedelai yang sesuai dan kepastian pasar. Selain itu, curah hujan tinggi dari Mei hingga Agustus disebabkan anomali iklim yang sulit untuk dicari jalan keluarnya, sehingga lahan petani program BJA kedelai baik yang sudah ditanami ataupun yang belum menjadi tergenang. Peningkatan produktivitas kedelai diharapkan tidak hanya di lahan pasang surut.

Download : PDF