DRI IPB

Demi Tingkatkan Kompetensi Sumberdaya Manusia, P2SDM IPB University Gelar Webinar Global HR Competencies

Berita / Warta LPPM

Demi Tingkatkan Kompetensi Sumberdaya Manusia, P2SDM IPB University Gelar Webinar Global HR Competencies

Masih dalam suasana Dies Natalis ke-58 IPB University, Pusat Pengembangan Sumberdaya Manusia (P2SDM) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University bekerja sama dengan Global Cendekia Institut menggelar webinar “Global HR Competencies: Academic Review and Practitioner Perspective” (04/09).  Webinar dengan tema Human Resource Management ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia di Indonesia agar bisa bersaing dengan masyarakat global.

Menurut Rektor IPB University, Prof Arif Satria, kompetensi sumberdaya manusia menjadi topik yang sangat relevan di era yang penuh ketidakpastian. Indonesia membutuhkan sumberdaya manusia yang bersifat future minded yang kuat dan tangkas serta cepat beradaptasi dan fleksibel. Strategi kolaborasi yang berdasar pada kepercayaan juga menjadi kunci. Kejujuran dan kedisiplinan merupakan moral pekerja yang perlu dibangun dalam mewujudkan kepercayaan tersebut. Di samping itu, kemampuan complex problem solving menjadi hal pokok.

“Dari situasi inilah menurut saya kompetensi SDM di masa depan harus memenuhi skill-skill baru yang harus dilewati. Seperti literasi data, literasi komputer, literasi digital, literasi sosial dan juga literasi yang lainnya dan kita dituntut untuk memiliki agility yang tinggi,” demikian tutur Prof Arif Satria, Rektor IPB University dalam sambutannya.

Menurutnya, sumberdaya manusia harus mempraktikkan future practice sehingga menjadi trendsetter perubahan, bukan hanya sebagai pengikut. Kompetensi SDM Indonesia di masa depan harus sesuai dengan perkembangan jaman.

berita-demi-tingkatkan-kompetensi-sumberdaya-manusia-p2sdm-ipb-university-gelar-webinar-global-hr-competencies-news

Prof Mohamad Abdullah bin Hemdi, Rektor Universiti Teknologi MARA Malaysia mengatakan bahwa peran perguruan tinggi adalah memastikan ketersediaan sumberdaya manusia yang dapat memenuhi kebutuhan global di masa depan. Pada era distrupsi 4.0  talent of the future sangat dibutuhkan karena terdapat beberapa pekerjaan yang kemungkinan belum ada. Kompetensi talent of the future perlu ditanamkan kepada para pelajar.

“The future is about training how to learn, jadi apa yang kita sediakan ini sepatutnya menjadikan pelajar generasi yang mampu belajar dan menjadi lifelong learner,” sebutnya.

Kriteria talent of the future adalah learn, unlearn, re-learn, co-learn, dan co-create. Penting untuk membentuk pelajar bukan sebagai pencari kerja namun pencipta lapangan pekerjaan.

Dr June Kuncoro Hadinigrat, Konsul Jenderal RI Karachi, Republik Islam Pakistan membahas cultural intelligence karena intercultural sensitivity juga penting bagi SDM Indonesia. Pekerja harus memiliki fleksibilitas atau kemampuan memplotkan diri ketika berinteraksi dengan orang lain yang berbeda latar belakang budaya. Tentunya harus ada keterbukaan dalam menerima hal baru. Hal tersebut termasuk ke dalam global leadership competence framework terutama jika bergabung dalam suatu organisasi.

 “Banyak hal yang terjadi dalam organisasi dengan latar belakang budaya yang berbeda. Terlebih lagi organisasi yang bersifat transmisional sehingga terjadi pertukaran nilai lintas batas, (organisasi tersebut) memiliki penyesuaian budaya dalam pelatihan antar budayanya,”terangnya. (MW/Zul)