DRI IPB

Tergolong Ulat Bulu Jenis Baru

aunu
Warta LPPM

Tergolong Ulat Bulu Jenis Baru

 aunu

Tergolong Ulat Bulu Jenis Baru



Wednesday, 06 April 2011
PASURUAN– Fenomena wabah ulat bulu di Probolinggo dan Pasuruan membuat penasaran para ahli pertanian di Indonesia. Kemarin, tim peneliti dari Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Universitas Brawijaya (UB) Malang mulai meneliti wabah yang meresahkan warga tersebut.

Mereka mendatangi lokasi endemi ulat bulu di dua tempat berbeda.Tim peneliti IPB melakukan penelitian di tiga lokasi yakni Desa Wonoasih, Bantaran dan Leces, Probolinggo. Sedangkan tim UB bersama Dinas Pertanian Kabupaten Pasuruan mengambil sampel di Desa Nguling. Guru Besar Ilmu Hama Tanaman IPB Prof Dr Ir Aunu Rauf MSc mengungkapkan, ulat bulu yang berkembang biak di Probolinggo ini merupakan ulat bulu jenis Lymantria Marginanta.

Ulat bulu ini merupakan ulat jenis baru yang belum pernah dijumpai sebelumnya. Ciri-ciri Lymantria Marginanta, ulatnya agak besar dan bulu di kepala yang menjorok ke atas sebanyak dua buah. Sedangkan ulat di Probolinggo ini bentuknya lebih kecil dan bulu di kepala hanya satu buah. ”Bulu dari ulat ini bisa menyebabkan gatal gatal pada kulit bagi orang yang alergi. Ulat jenis ini memang ulat yang menyerang pohon mangga yang mengakibatkan mangga tidak berbuah atau masa berbuah tertunda.

Daun mangga menjadi gundul dan tidak bisa berfotosintesis,” ujar Aunu Rauf. Menurutnya, penyebaran ulat bulu berasal dari kupukupu yang terbawa angin dan kemudian bertelur hingga mencapai ribuan butir. Satu induk kupu-kupu betina bisa bertelur hingga 300 butir. Dari sampel ulat, kepompong dan kupu-kupu ini akan diteliti di laboratorium IPB. Diharapkan dapat diketahui jenis dan hewan predatornya yang menjaga keseimbangan alam.

Sehingga populasi ulat bulu ini dapat terkendali secara alamiah. Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Pasuruan Ihwan mengungkapkan, migrasi ulat bulu ini tidak hanya menyerang tanaman mangga.Ulat bulu dengan jenis yang berbeda dari Probolinggo ini ternyata juga menyerang semua daun pepohonan. Ia mensinyalir, ulat bulu ini berasal dari jenis ulat pemakan daun kakao, kopi dan sirsat.

Karena dalam sejarahnya, pohon mangga ini hanya diserang oleh capung,kepik yang merusak pucuk daun, dan lalat buah yang merusak buah. ”Kami menduga, ulat ini berasal dari daerah pegunungan. Ketika bermigrasi ia hinggap dan menemukan daun-daunan yang ternyata cocok atau mirip dengan tanaman inangnya.

Sehing gaulat ini bisa hidup didaun mangga dan juwet,”kata Ihwan. Untuk mengetahui silsilah dan jenis ulat bulu ini, pihaknya mengambil sampel untuk diteliti di Balai Proteksi Tanaman Pangan Dinas Pertanian Pemprov Jatim. Hasil penelitian ini diharapkan dapat diketahui asal muasalnya dan musuh alam (predator) yang berfungsi untuk menyeimbangkan ekosistem.

Pemerintah Pusat Turunkan Tim Litbang

Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pertanian juga segera menurunkan tim peneliti untuk meneliti wabah hama ulat bulu di kawasan Probolinggo yang telah menyebar hingga ke kawasan Pasuruan. ”Saya sudah mendapat laporan dari Pak Gubernur. Langkah-langkah sudah dilakukan dan sekarang upaya pemberantasannya sudah dilakukan.

Nanti kita masih pantau terus,”ujar Menteri Pertanian Suswono saat melakukan kunjungan kerja ke gedung Grahadi di Surabaya kemarin. Sebagai tindak lanjut, pihaknya akan meminta laporan yang lebih detail,termasuk luasan dan daerah mana saja yang terserang hama ulat bulu. Dari data tersebut, dalam waktu dekat ini Suswono akan menerjunkan tim peneliti dari Balitbang untuk mencari solusi yang paling tepat.

Menteri pertanian berjanj, setidaknya pada pekan ini tim Litbang sudah akan turun ke lapangan. Sementara itu, Gubernur Jatim Soekarwo menjelaskan, pihaknya sudah melakukan berbagai langkah guna mengatasi masalah hama ulat bulu tersebut. Di antaranya sudah meminta Kepala Dinas Pertanian Jatim Wibowo Eko Putro agar terjun langsung ke lapangan dan melakukan pemberantasan. Upaya yang tengah digencarkan adalah melakukan penyemprotan pestisida untuk membunuh ulat bulu. “Yang penting ulat-ulat itu mati semua atau menjadi kepompong,” tandasnya.

 
Sumber : http://www.seputar-indonesia.com