Program Nasional Kembarisasi Sapi : Keteledoran atau ketidaktahuan ?*)

Program Nasional Kembarisasi Sapi : Keteledoran atau ketidaktahuan ?*)
Program Nasional Kembarisasi Sapi : Keteledoran atau ketidaktahuan ?*)
Secara logika memang program ini tampak sekilas sebagai suatu program yang “monumental” dan “spektakuler”, akan tetapi dilihat dari rekam jejak penelitian tentang kembar pada sapi, program ini boleh dikategorikan sebagai suatu “ignorant”, atau bahkan dapat dikategorikan sebagai suatu ketedoran, sebab secara ilmiah tingkat keberhasilan program ini sangat kecil sekali.
Kembar pada sapi
Data lain menunjukkan bahwa peluang sapi melahirkan kembar dengan jenis kelamin keduanya jantan peluangnya lebih dari 50%. Data kelahiran yang cukup mewakili dari USA, menunjukkan bahwa pada kejadian kembar, sepertiganya merupakan kembar identik, sepertiganya kembar dengan jenis kelamin sama dengan tipe kembar fraternal dengan jenis kelamin sama, sedangkan sepertiganya lagi merupakan kembar fraternal dengan jenis kelamin berbeda. Kelahiran kembar ini pada sapi umumnya dipengaruhi oleh berapa faktor, diantaranya (1) ada tidaknya sejarah kelahiran kembar pada silsilah tetua, (2) bangsa sapi, (3) catatan apakah induknya pernah melahirkan anak kembar sebelumnya, (4) pernah tidaknya dilakukan treatment kesuburan.
Permasalahan
Kejadian yang paling khas pada sapi adalah “Freemartins”, yaitu kejadian mandulnya sapi betina yang dilahirkan pada kejadian kembar fraternal jantan-betina. Fenomena ini ditemukan oleh Hunter Bell pada tahun 1779. Peluang munculnya kejadian ini pada sapi mencapai 90%, sedangkan pada kambing dan domba hanya 1-7%. Kemandulan anak betinanya ini disebabkan karena pada saat di dalam kandungan, suplai darahnya terhubung antara anak kembar jantan dan betinanya. Dalam perkembangannya , sistem hormonal anak jantan dalam kandungan lebih dahulu terbentuk dan akibat terkoneksinya suplai darah, maka sistem hormonal jantan ini mempengaruhi pembentukan sistem hormonal betina. Akibatnya pembentukan organ reproduksi betina menjadi tidak normal dan bahkan dalam beberapa kasus sering dijumpai sapai betina yang memiliki testis.
Ciri khas anak sapi betina yang menagalami kelainan freemartins ini adalah : vagina yang pendek, gonad yang kecil dan mengalami atropi, perbesaran klitoris, menebalnya cervix, kurang menunjukkan tanda tanda estrus, serta memperliharkan tingkah laku seperti sapai jantan. Kesemuanya ini akan mengakibatkan sapai tersebut mengalami kemandulan.
Saran
Dalam mencanangkan program secara nasional sebaiknya dilakukan secara matang dan didukung oleh data ilmiah yang memadai, bukan hanya pengalaman dengan cara melihat kejadian kembar secara empiris di lapang semata mata. Sangatlah disayangkan pada saat dana penelitian sangat minim, dana dialokasikan pada program yang secara ilmiah dapat dibuktikan keberhasilannya tidak akan lebih dari 5%.
*) Penulis : Ronny Rachman Noor, Guru Besar pemuliaan dan Genetika Fapet IPB