Perubahan Komunitas Semut Pada Pertanaman Kakao Serta Implikasinya Terhadap Keberadaan Hama Dan Penyakit: Adakah Pengaruh Iklim? – Damayanti Buchori, Akhmad Rizali, Adha Sari
Perubahan Komunitas Semut Pada Pertanaman Kakao Serta Implikasinya Terhadap Keberadaan Hama Dan Penyakit: Adakah Pengaruh Iklim? – Damayanti Buchori, Akhmad Rizali, Adha Sari
PERUBAHAN KOMUNITAS SEMUT PADA PERTANAMAN KAKAO SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KEBERADAAN HAMA DAN PENYAKIT: ADAKAH PENGARUH IKLIM?
(Changes of Ant Communities in Cacao Agroforestry System and Its Implications Toward Pest and Disease Incidence : Climate Change Effect?)
Damayanti Buchori, Akhmad Rizali, Adha Sari
Dep. Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, IPB
ABSTRAK
Memahami pengaruh gangguan habitat dan perubahan iklim terhadap komunitas semut merupakan aspek yang sangat penting dalam pengelolaan hama dan penyakit di perkebunan kakao. Hal tersebut karena semut memiliki peranan sangat penting yaitu sebagai predator pengendali hama pada tanaman kakao. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh perubahan habitat dan perubahan iklim terhadap komunitas semut pada perkebunan kakao di Sulawesi Tengah. Penelitian ini merupakan penelitian monitoring yang merupakan kelanjutan dari penelitian sebelumnya dari proyek penelitian STORMA (Stability of the Rainforest Margin). Lokasi penelitian merupakan perkebunanan kakao yang terletak disekitar Taman Nasional Lore Lindu, Sulawesi Tengah dan merupakan plot-plot penelitian dari peneliti-peneliti sebelumnya yaitu 12 plot di Kecamatan Palolo (oleh Meldy Hosang tahun 2001) dan 12 plot di Kecamatan Kulawi (oleh Merijn Bos tahun 2003). Di setiap plot, semut dikoleksi dengan menggunakan metode yang sama dengan peneliti sebelumnya yaitu menggunakan metode pengasapan (fogging). Hasil penelitian menunjukkan bahwa keanekaragaman semut pada perkebunanan kakao antara tahun 2001, 2003 dan 2009 berbeda baik dalam hal keanekaragaman jenis maupun komposisi spesiesnya. Di Palolo, terjadi penurunan jumlah spesies semut yang sangat signifikan, sedangkan di Kulawi cenderung tetap. Sebaliknya, terjadi perubahan komposisi dan dominasi spesies semut di Kulawi. Perubahan yang terjadi di Kulawi, mengindikasikan bahwa perubahan suhu (iklim) berperan penting dalam mempengaruhi perubahan komposisi spesies semut. Hal ini karena kondisi habitat di Kulawi tidak banyak mengalami perubahan bila dibandingkan dengan di Palolo. Perubahan suhu juga diduga menyebabkan perubahan dominasi spesies semut pada perkebunan kakao. Spesies semut invasif, Philidris cordatayang tidak ditemukan pada penelitian sebelumnya, menjadi spesies semut yang paling dominan di Kulawi. Keberadaan P. cordata pada perkebunan kakao memiliki dampak negatif karena berperan sebagai vektor penyakit dan berpotensi sebagai hama.
Kata kunci : Komunitas semut, pengasapan, perubahan iklim, gangguan habitat, Philidris cordata.
ABSTRACT
Memahami pengaruh gangguan habitat dan perubahan iklim terhadap komunitas semut merupakan aspek yang sangat penting dalam pengelolaan hama dan penyakit di perkebunan kakao. Hal tersebut karena semut memiliki peranan sangat penting yaitu sebagai predator pengendali hama pada tanaman kakao. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh perubahan habitat dan perubahan iklim terhadap komunitas semut pada perkebunan kakao di Sulawesi Tengah. Penelitian ini merupakan penelitian monitoring yang merupakan kelanjutan dari penelitian sebelumnya dari proyek penelitian STORMA (Stability of the Rainforest Margin). Lokasi penelitian merupakan perkebunanan kakao yang terletak disekitar Taman Nasional Lore Lindu, Sulawesi Tengah dan merupakan plot-plot penelitian dari peneliti-peneliti sebelumnya yaitu 12 plot di Kecamatan Palolo (oleh Meldy Hosang tahun 2001) dan 12 plot di Kecamatan Kulawi (oleh Merijn Bos tahun 2003). Di setiap plot, semut dikoleksi dengan menggunakan metode yang sama dengan peneliti sebelumnya yaitu menggunakan metode pengasapan (fogging). Hasil penelitian menunjukkan bahwa keanekaragaman semut pada perkebunanan kakao antara tahun 2001, 2003 dan 2009 berbeda baik dalam hal keanekaragaman jenis maupun komposisi spesiesnya. Di Palolo, terjadi penurunan jumlah spesies semut yang sangat signifikan, sedangkan di Kulawi cenderung tetap. Sebaliknya, terjadi perubahan komposisi dan dominasi spesies semut di Kulawi. Perubahan yang terjadi di Kulawi, mengindikasikan bahwa perubahan suhu (iklim) berperan penting dalam mempengaruhi perubahan komposisi spesies semut. Hal ini karena kondisi habitat di Kulawi tidak banyak mengalami perubahan bila dibandingkan dengan di Palolo. Perubahan suhu juga diduga menyebabkan perubahan dominasi spesies semut pada perkebunan kakao. Spesies semut invasif, Philidris cordatayang tidak ditemukan pada penelitian sebelumnya, menjadi spesies semut yang paling dominan di Kulawi. Keberadaan P. cordata pada perkebunan kakao memiliki dampak negatif karena berperan sebagai vektor penyakit dan berpotensi sebagai hama. Kata kunci : Komunitas semut, pengasapan, perubahan iklim, gangguan habitat, Philidris cordata. ABSTRACT Understanding the effects of habitat disturbance and climate change on ant communities are the important aspects in management pests and diseases in cacao agroforestry systems. This is due to ants play important role as predator of cacao pests. The objective of this research is to study the effects of habitat disturbance and climate change on ant communities in cacao agroforestry in Central Sulawesi, Indonesia. As monitoring research, the research sites were the same plots of previous research project of STORMA (Stability of the Rainforest Margin)that located in cacao agroforestry around Lore Lindu National Parki.e. 12 plots in PaloloValley (by MeldyHosang in 2001) and 12 plots in KulawiValley (by MerijnBosin 2003). Ants were resampled using fogging method which was the same methods from previous research. The results found that ant diversity and ant species composition differed between 2001, 2003 and 2009. Ant diversity showed significantly decrease in Palolo, but not in Kulawi. In contrast, ant species compositionsignificantly changed in Kulawi. The alteration of ant species composition in Kulawiindicated that temperature increase (climate)is important factor affect this alteration. This is due to slight change of habitat condition in Kulawi. In addition, temperature increase also expected affects ant domination in cacao agrorestry. The invasive species, Philidriscordatawhich had not been recorded in previous research become the most dominant ant in Kulawi. The occurrence ofP. cordata in cacao agroforestry has negative impact due to as disease vector and also potential as pest.
Keywords : Ant communities, fogging, climate change, habitat disturbance, Philidriscordata.
Download : Abstrak