DRI IPB

Peran MAKSI Dalam Perkelapa Sawitan Indonesia

Warta IPTEK

Peran MAKSI Dalam Perkelapa Sawitan Indonesia

Peran MAKSI Dalam Perkelapa Sawitan Indonesia
 

Kelapa sawit merupakan komoditas unggulan dalam pembangunan ekonomi pada umumnya, dan dalam pembangunan agroindutri di Indonesia pada khususnya. Dalam mengantisipasi perkembangan industri sawit diperlukan kerjasama yang baik antar stakeholder, baik pemerintah, swasta maupun peneliti, peminat dan pemerhati lainnya.  Hal ini penting untuk menjamin perkembangan dan keberlanjutan perkelapa sawitan di Indonesia secara terpadu dan sektor hulu sampai sektor hilir. Selanjutnya, nilai tambah insustri hilir pengolahan sawit dapat dinikmati bangsa Indonesia.

Dalam rangka menentukan langkah MAKSI (Masyarakat Perkelapa-Sawitan Indonesia) ke depan diselenggarakan rapat anggota MAKSI pada Sabtu,  25 Juli 2009 di Auditorium Lembaga Riset Pembangunan Indonesia (LRPI), Bogor. Menurut Ketua Umum MAKSI, Tien R. Muchtadi, tujuan pendirian MAKSI adalah mengembangkan kemampuan SDM, Teknologi, Kelembagaan dan jaringan kerjasama guna peningkatan produksi dan nilai tambah.

Acara ini dihadiri oleh Menteri Negara Riset dan Teknologi, Kusmayanto Kadiman; Dirjen Perkebunan Departemen Pertanian, Ahmad Mangga Barani, Rektor IPB, Hery Suhardiyanto serta seluruh anggota MAKSI yang terdiri dari peneliti, pengusaha, peminat dan pelaku bisnis serta pemerhati sawit.

Menteri Pertanian dalam sambutannya yang dibacakan oleh Ahmad Mangga Barani, mengatakan bahwa sesuai potensi sumber daya dan berbagai dukungan kesiapan lainnya, pengembangan perkebunan kelapa sawit perlu tetap dilanjutkan dalam bingkai pembangunan berkelanjutan, karena: 1) Produksi kelapa sawit Indonesia tahun 2008 telah mencapai 19,2 juta ton dan diperkirakan tahun ini lebih dari 20 juta ton; 2) Devisa ekspor dari kelapa sawit tahun 2008 mencapai US$ 12,4 Milyar; 3) Tenaga kerja yang terserap disektor perkebunan kelapa sawit berjumlah 3,5 juta tenaga kerja; 4) Kelapa sawit telah mendorong berkembangnya wilayah dengan sentra ekonomi berbasis kelapa sawit; 5) Perkebunan kelapa sawit juga bagian dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.

Kusmayanto Kadiman mengatakan perlunya mengembangkan industri hilir kelapa sawit secara terencana serta perkembangaan teknologi produk turunannya seperti produk pangan, obat dan energi.  Lebih lanjut Kusmayanto Kadiman mengatakan, yang perlu mendapat perhatian dari MAKSI adalah transportasi  CPO  dari pabrik ke pelabuhan untuk ekspor,  masih menggunakan truk dan tanki CPO  yang membutuhkan kendaraan angkut  dan kondisi jalan memadai. “Dengan semakin meningkatnya produksi dan ekspor CPO, maka moda transportasi jalan raya tidak akan dapat menampung peningkatan volume ekspor dan mengganggu jadwal ekspor apabila tidak diikuti dengan penambahan jalan. Pengembangan moda transportasi yang dapat mengangkut dalam jumlah besar seperti kereta api dapat  menjadi solusi dalam transportasi CPO dari pabrik ke pelabuhan ekspor” ujar, Kusmayanto Kadiman.

Hasil rapat kerja ini mengharapkan MAKSI dapat mengklasifikasikan program kerja jangka pendek, menengah dan panjang, menjadi lembaga sertifikasi RSPO serta meningkatkan Networking antar stakeholder  perkelapa sawitan terutama dalam peningkatan produktivitas.

 
Sumber :http://www.ristek.go.id