DRI IPB

Nila GESIT, Ikan Nila Super Berprotein Tinggi

nila
Warta LPPM

Nila GESIT, Ikan Nila Super Berprotein Tinggi

Nila GESIT, Ikan Nila Super Berprotein Tinggi

inilahjabar.com

nila

INILAH.COM, Jakarta – Ikan nila banyak disukai orang karena rasa dagingnya yang gurih dan kandungan proteinnya yang tinggi.

Salah satu pengembangan pangan yang dilakukan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) difokuskan pada ikan nila (Nile Tilapia) sebagai salah satu komoditi penting yang layak dikembangkan untuk pemenuhan kecukupan pangan protein.

Mudahnya berkembang biak dan kemampuan hidupnya yang mudah beradaptasi terhadap perubahan lingkungan, menjadikan ikan nila sebagai komoditi prioritas untuk pengembangan usaha dan industri budidaya perikanan yang dikenal dengan julukan “aquatic chicken” atau ikan yang dapat dikembangkan seperti industri ternak ayam.

Namun selama ini penanganan budidaya ikan nila di masyarakat belum optimal karena pengelolaan pengembangbiakannya yang tidak terkontrol, adanya inbreeding dan penurunan kualitas lingkungan perairan.

Dalam proses budi daya secara alami, biasanya dihasilkan rasio ikan nila jantan dan betina adalah 60:40, sehingga usaha budi daya ikan nila diarahkan pada produksi ikan berkelamin jantan alias monosex.

Melalui teknologi produksi ikan nila jantan super “YY” (supermale) yang dilakukan BPPT sejak 2002 lalu, sudah dihasilkan indukan ikan nila jantan super yang diberi nama ikan nila GESIT.

Nila GESIT, kepanjangan dari Genetically Supermale Indonesian Tilapia merupakan jenis unggulan superjantan. Mengapa disebut superjantan, karena 98-100% telur yang dihasilkannya berjenis kelamin jantan.

Jika ikan nila GESIT dikawinkan dengan ikan nila betina biasa, akan menghasilkan 99% ikan nila jantan yang diberi nama ikan nila GMT (Genetically Male Tilapia). Ikan nila GMT ini bisa tumbuh lebih cepat (150%) dibanding betinanya, lebih seragam dan aman dikonsumsi.

Nila gesit memiliki pertumbuhan yang cepat, yakni lima hingga enam bulan untuk mencapai berat 600 gram. Untuk ekspor, ikan nila dituntut memiliki ukuran lebih dari 600 gram per ekor, yang selama ini sangat sulit dipenuhi oleh para pembudi daya.

Hasil riset memperlihatkan bahwa ikan nila berkelamin jantan tumbuh lebih cepat dibanding betinanya. Dengan demikian, produksi ikan nila dapat diarahkan pada produksi ikan nila berkelamin jantan (monosex male) yang dapat tumbuh lebih cepat untuk meningkatkan efisiensi usaha guna memenuhi permintaan ekspor.

Dalam kegiatan ini, BPPT bekerjasama dengan Balai Besar Pengembangan Perikanan Budidaya-Kementerian Kelautan dan Perikanan di Sukabumi dan Institut Pertanian Bogor (IPB).

Untuk saat ini ikan nila GESIT sudah beredar di berbagai daerah di Indonesia terutama Balai Benih Ikan milik pemerintah di propinsi maupun kabupaten/ kota. [mor]

Sumber : Inilah.com