DRI IPB

Kulit Nanas, Solusi Atasi Limbah Tekstil

nenas
Warta IPTEK

Kulit Nanas, Solusi Atasi Limbah Tekstil

Kulit Nanas, Solusi Atasi Limbah Tekstil

 nenas
Ilustrasi : Corbis

JAKARTA – Berkembangnya industri tekstil berdampak pada meningkatnya limbah cair zat warna yang berbahaya bagi tubuh. Salah satunya adalah biru metilena yang dapat menyebabkan mual, muntah, sakit kepala, hingga hipertensi.

Hal ini terjadi jika limbah cair tidak diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke perairan guna memenuhi syarat baku mutu yang telah ditetapkan. Namun, pengolahan ini membutuhkan biaya yang cukup tinggi dan tempat yang luas.

Berangkat dari hal tersebut, lima mahasiswa Fakultas Matematika dan IPA (FMIPA) Institut Pertanian Bogor (IPB) menciptakan solusi untuk menangani permasalahan itu. Mereka memanfaatkan limbah kulit nanas yang selama ini belum banyak dimanfaatkan.

Tim yang terdiri dari Frengki Siburian, Arie Megha Rukhmana, Nugroho Aji Andhika, Yuthika Rizqi Noviyanti, Suryadi Atmaja ini mengolah kulit nanas menjadi nata de pina sebagai bahan baku membran selulosa bakterial.

Penemuan para mahasiswa ini memiliki beberapa keuntungan dibandingkan dengan pengolahan limbah cair zat warna pada umumnya, yaitu hemat energi kerena dilakukan pada suhu kamar, ramah lingkungan, serta bersifat modular dan kompak sehingga mudah dikembangakan di tempat yang terbatas (tidak luas).

Pembuatan membran ini terbilang sederhana. Kulit buah nanas dibersihkan terlebih dahulu dan dicuci, kemudian dihancurkan dengan blender hingga didapatkan sari buah, lalu disaring dengan menggunakan vakum. Setelah itu, filtrat diencerkan menggunakan akuades. Filtrat kulit nanas yang telah diencerkan, ditambahkan dengan sukrosa dan amonium sulfat.

Larutan tersebut kemudian direbus sampai mendidih. Larutan media yang telah mendidih didiamkan terlebih dahulu dalam suhu kamar, baru dituangkan ke wadah fermentasi, pH-nya diatur dengan penambahan asam asetat glasial, lalu media ditutup kertas steril dan diikat karet. Larutan media dibiarkan satu malam, lalu inokulum dimasukkan dalam media. Media ditutup rapat dan diinkubasi kurang lebih satu minggu hingga diperoleh nata de pina.

Nata de pina direndam dalam larutan natrium hidroksida pada suhu kamar 24 jam, lalu dinetralkan dengan perendaman asam asetat 24 jam. Produk dicuci beberapa kali dengan air. Nata dipotong, lalu dimasukkan dalam corong Büchner untuk mengeluarkan air dalam nata dengan bantuan vakum hingga diperoleh lembaran membran tipis basah.

Berdasarkan hasil uji coba, membran kulit nanas ini dapat menurunkan konsentrasi limbah cair biru metilena hingga batas baku yang ditetapkan, yakni 5 ppm.(rhs)

 
Sumber : http://kampus.okezone.com/