IPB Kembangkan Kelapa Kopyor asal Pati
IPB Kembangkan Kelapa Kopyor asal Pati
IPB Kembangkan Kelapa Kopyor asal Pati

Peneliti IPB bersama peneliti dari UPN Veteran Surabaya, UNNES Semarang dan Balitka Manado menginisiasi kegiatan bersama untuk pengembangan komoditas kelapa unggulan yang unik dan asli Indonesia tersebut, agar dapat lebih berkembang dan menyebar luas di kalangan petani produsen.
Menurut Prof. Sudarsono dari IPB sebagai koordinator, penelitian dalam jangka panjang diarahkan untuk menjawab tiga permasalahan utama yang saat ini menjadi kendala pengembangan kelapa ‘Kopyor’. Yaitu, penyediaan bibit kelapa ‘Kopyor’ berkualitas dan terjamin keasliannya, peningkatan kuantitas produksi buah ‘Kopyor’ dan pengembangan kultivar kelapa ‘Kopyor’ unggul baru melalui pemuliaan tanaman.
Lebih lanjut Prof Sudarsono menyatakan bahwa Indonesia selalu kalah dengan Thailand yang mampu mengembangkan berbagai jenis buah-buahan unggul dan berkualitas dengan nama serba ‘Bangkok’. “Sudah saatnya peneliti Indonesia mengeluarkan produk unggulan dalam negeri yang dapat kita klaim sebagai kebanggaan milik bangsa ini,” ujarnya. Kelapa ‘Kopyor’, kata dia, memenuhi persyaratan tersebut sehingga perlu didukung pengembangannya. Kelapa ‘Kopyor’ merupakan kelapa mutan asli Indonesia.
Berkaitan dengan fokus kegiatan penelitian yang dilakukan, Prof. Sudarsono menyatakan bahwa penyediaan bibit kelapa ‘Kopyor’ berkualitas dan terjamin keasliannya masih menjadi kendala utama pengembangan komoditas unggulan khas Indonesia ini. “Bibit kelapa ‘Kopyor’ yang dihasilkan penangkar masih seringkali tercampur dengan bibit kelapa normal. Kendala tersebut terkait dengan tidak tersedianya teknologi untuk membedakan bibit kelapa yang berbuah kopyor dengan yang berbuah normal,” jelasnya.
Hal lain yang perlu segera diatasi adalah masalah rendahnya kuantitas hasil buah kopyor yang dipanen. Pada umumnya, untuk setiap tandan dengan 15 butir kelapa, petani hanya menemukan 4-5 buah kopyor. Yang diinginkan adalah 10-15 buah kopyor yang dapat dipanen per tandan. “Selain itu, untuk mengantisipasi berbagai potensi masalah seperti serangan hama dan penyakit, pengembangan kultivar kelapa ‘Kopyor’ unggul baru melalui pemuliaan tanaman perlu untuk dilakukan mulai dari sekarang,” tukasnya.
Dalam kesempatan launching dimulainya penelitian KKP3T 2011 ini, Rabu (6/4), di Kampus IPB Darmaga Bogor, Ismail, MS, sebagai peneliti Balitka, Manado menyatakan bahwa saat ini telah diputihkan/dilepas tiga kultivar kelapa ‘Kopyor’ asal Pati. Langkah ini penting untuk melindungi keunikan kelapa asli Indonesia dari kemungkinan diklaim oleh peneliti negara lain. Dalam penelitian juga melibatkan peneliti dari UNNES Semarang (Dr. Enni S. Rahayu) yang akan bertanggung jawab melakukan konservasi ex-situ plasma nutfah dan peneliti UPN Veteran Surabaya, yang melakukan perbanyakan vegetatif bibit kelapa ‘Kopyor’ dengan teknik kultur jaringan. (pia/*)