Aktivitas Antikanker dan Antioksidan Madu di Pasaran Lokal Indonesia
Aktivitas Antikanker dan Antioksidan Madu di Pasaran Lokal Indonesia
Aktivitas Antikanker dan Antioksidan Madu di Pasaran Lokal Indonesia
(Anticancer and Antioxidant Activity of Honey in the Market Local Indonesia) La Ode Sumarlin, Anna Muawanah, Prita Wardhani, Masitoh
ABSTRAK Para ilmuwan telah melaporkan bahwa madu mengandung beberapa bahan kimia yang memiliki fungsi antibakteri, anti-inflamasi, analgesik, penyembuhan luka, antikanker, antioksidan, dan aktivitas radikal bebas scavenging. Pada penelitian ini difokuskan pada eksplorasi madu di pasaran lokal dengan fungsi antikanker dan antioksidan. Metode yang digunakan diantaranya adalah metode BSLT untuk potensi antikanker dan metode DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazin) untuk potensi antioksidan. Selain itu, analisis menggunakan Fourier Transform Infra Red (FTIR) untuk menguji gugus fungsi yang ada dalam madu. Hasil analisis menunjukkan bahwa sampel madu memiliki potensi sebagai antikanker dan antioksidan. Parameter nilai LC 50 yang diperoleh berdasarkan metode Brine Shrimp Lethaly Test (BSLT) yang berpotensi sebagai antikanker tertinggi terdapat pada madu yang berasal dari Bali dengan nilai 1,50 ppm. Sementara itu, Nilai IC 50 yang diperoleh dari metode DPPH menunjukkan bahwa madu yang berasal dari papua memiliki potensi antioksidan dengan nilai IC sebesar 5453,75 ppm. Hasil analisis dengan FTIR menunjukkan dugaan bahwa semua sampel madu memiliki kesamaan gugus fungsi utama. Hasil ini menunjukkan pula bahwa madu yang berada di pasaran lokal (Indonesia) sangat potensial untuk dikonsumsi untuk berbagai keperluan, terutama untuk meningkatkan kesehatan. Kata kunci: antikanker, antioksidan, madu
Scientists have reported that honey contains several chemicals which have the function of antibacterial, antiinflammatory, analgesic, wound healing, anticancer, antioxidant and free radical scavenging activity. In this study focuses on exploring the honey in the local market with anticancer and antioxidant activity. Methods used include BSLT method for potential of anticancer and antioxidant to DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazin) method. In addition, using Fourier Transform Infra Red (FTIR) analysis to test the functional groups in the honey. The analysis showed that the samples of honey has potential as an anticancer and antioxidant. Prameters of LC50 values obtained by the method Brine Shrimp Lethaly Test (BSLT) the highest as anticancer found in honey from Bali with a value 1.50 ppm. While the IC50 value obtained from DPPH method showed that honey derived from Papua has the potential antioxidant with IC50 value 5453.75 ppm. The results of the FTIR analysis showed that all of samples have the same in main functional groups. These results also indicate that honey was in the local market (Indonesia) is very potential to be consumed for various purposes, mainly to improve health. Keywords: anticancer, antioxidant, honey |
Download : Abstrak |