DRI IPB

PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DAN PENDAPATAN MASYARAKAT DI KECAMATAN SUMBERJAYA, KABUPATEN LAMPUNG BARAT, PROPINSI LAMPUNG

Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia 2011

PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DAN PENDAPATAN MASYARAKAT DI KECAMATAN SUMBERJAYA, KABUPATEN LAMPUNG BARAT, PROPINSI LAMPUNG

PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DAN PENDAPATAN MASYARAKAT DI KECAMATAN SUMBERJAYA, KABUPATEN LAMPUNG BARAT, PROPINSI LAMPUNG

(LAND USE CHANGE AND COMMUNITY INCOME IN SUMBERJAYA SUB-DISTRICTS, WEST-LAMPUNG DISTRICT, LAMPUNG PROVINCE.)

Bambang Soeharto1,*), Cecep Kusmana2), Dudung Darusman3), Didik Suharjito3)

ABSTRACT

Total income in Sumberjaya sub-district, West Lampung District, Lampung Province is affected by land use system composition. Amount of 150 respondents in three villages Tribudi Sukur, Sukajaya and Simpangsari had been interviewed to get the information of household income. Simulation based on land use change scenarios (scenario 1: 13% monoculture coffee; scenario 2: 61% multistrata coffee; scenario 3: 23% forest; scenario        4: 30% forest and scenario 5: 84% forest) were done to predict total community income in different type composition. Highest total community income occurred when 61% of total area covered by agroforestry base on coffee, but the lowest income occurred when 84% of area covered by forest. Converting 4% of existing shrub and 9% of monoculture coffee to agroforestry base on coffee will increase 12.1% total income. In opposite, reforestation all Sumberjaya sub-district areas, except paddy field, horticulture land and settlement will decrease 92% of total income.

Keywords: Coffee, community income, scenario.

ABSTRAK

Total pendapatan di Kecamatan Sumberjaya, Kabupaten Lampung Barat, Propinsi Lampung dipengaruhi oleh komposisi sistem pengolahan. Sejumlah 150 responden dalam tiga desa yaitu Tribudi Sukur, Sukajaya dan Simpangsari telah diwawancarai dalam rangka untuk mendapatkan informasi tentang pendapatan rumah tangga. Simulasi berdasarkan skenario penggunaan lahan (skenario 1: 13% monokultur kopi, skenario 2: 61% multistrata kopi; skenario 3: 23% hutan; skenario 4: 30% hutan dan skenario 5: 84% hutan) digunakan untuk menduga pendapatan hasil masyarakat pada komposisi berbeda. Pendapatan total masyarakat tertinggi terjadi bila 61% areal ditanami kopi dengan pola agroforestri, namun penghasilan terendah terjadi bila 84% areal didominasi oleh hutan. Konversi 4% dari semak yang ada dan 9% monokultur kopi merupakan agroforestri akan meningkatkan 12,1% total pendapatan. Bersama dengan hal tersebut adalah belum penanaman kembali kecamatan Sumberjaya kecuali padi, pemukiman dan lahan palawija akan menurunkan 92% total pendapatan.

Kata kunci: Kopi, pendapatan masyarakat, skenario.

 Download : Abstrak