16 Provinsi Terjangkit Flu Babi
16 Provinsi Terjangkit Flu Babi
16 Provinsi Terjangkit Flu Babi
DIPERIKSA INTENSIF Sejumlah santri putri dari Pondok Pesantren Nahdlatul Muslimat menjalani pemeriksaan di ruang IGD RSUD Moewardi, Solo, Jawa Tengah, kemarin.
JAKARTA (SI) – Persebaran virus influenza A H1N1 atau flu babi di Indonesia semakin tak terbendung. Persebaran kasus positif flu babi terus meluas dan hingga kemarin telah ditemukan di 16 provinsi. Berdasarkan data Departemen Kesehatan (Depkes), 16 provinsi yang sudah terjangkit flu babi adalah Bali, Banten,Yogyakarta, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Kepulauan Riau, Sulawesi Utara, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Jambi,dan Riau. “Penyakit ini ditularkan melalui kontak langsung dari manusia ke manusia lewat batuk, bersin, atau benda-benda yang pernah bersentuhan dengan penderita, sehingga penyebarannya sangat cepat,” ujar Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Departemen Kesehatan Tjandra Yoga Aditama di Jakarta kemarin. Dia menuturkan, kasus baru positif influenza A H1N1 kemarin bertambah 16 orang, terdiri atas 10 laki-laki dan 6 perempuan.Mereka berasal dari Bali,Banten,DKI Jakarta, Jawa Barat,Jawa Timur,Kalimantan Selatan, dan Riau. “Dengan demikian, sampai 31 Juli 2009 penderita positif influenza A H1N1 berjumlah 495 orang,”ujar Tjandra. Ketua Laboratorium Avian Influenza di Tropical Disease Center (TDC) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Chairul Anwar Nidhom mengimbau masyarakat tidak panik. Kendati mudah menular, flu babi tidak mematikan, kecuali ada penyakit kronis lain yang diidap penderita. “Kalau virus flu babi dan flu musiman seperti yang tiap tahun kita alami itu tidak mematikan, kecuali ada penyakit lain yang menyertai,”katanya. Menanggapi banyaknya santri dari pondok-pondok pesantren yang mengalami gejala flu babi,itu karena komunitas santri memang rentan tertular virus atau bakteri apa pun. Kultur pesantren yang bergerombol memudahkan penularan. “Sebenarnya sudah biasa wabah penyakit di pondok terjadi karena hidup mereka memang berbaur. Satu orang kena flu, yang lain akan kena juga,”paparnya. Wakil Ketua Komisi IX DPR Asiah Salekan meminta pemerintah lebih waspada terhadap persebaran virus flu babi. Depkes harus segera turun tangan untuk mengatasi persebaran kasus positif flu babi. “Pemerintah harus turun tangan. Tak hanya untuk H1N1, tetapi juga penyakit lain,” ungkap Asiah kepada Seputar Indonesia kemarin. Puluhan Santri Dilarikan ke RS Di Solo, Jawa Tengah, kemarin 40 santri wanita dari Pesantren Nahdlatul Muslimat, mengalami demam. Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kota Solo Siti Wahyuningsih, sekitar separuh dari mereka bersuhu tubuh di atas 38 derajat Celsius. Kendati belum dapat dipastikan apakah mereka terjangkit flu babi, Siti mengaku tidak akan mengambil risiko. “Anak yang demamnya di atas 38 derajat Celsius ada sekitar 20-an orang. Sebagai langkah antisipasi,semuanya kami rujuk ke RS dr Moewardi Solo,”paparnya kemarin. Sisanya mendapat perawatan di salah satu ruangan terpisah di pesantren tersebut. Siti menegaskan, selama dua kali masa inkubasi (sekitar 14 hari) para santriwati tersebut akan terus dipantau kondisi kesehatannya. Salah seorang guru pesantren, Khafiyah Nikmah,membeberkan bahwa sakit flu yang diderita santriwati tersebut sebenarnya telah berlangsung sejak sepekan lalu. Saat itu jumlahnya sekitar 30 orang.Saat itu pesantren menduga para santri sakit akibat lelah usai mengikuti orientasi siswa. Pihak pesantren kemudian berupaya merawat sendiri,di antaranya dengan memberikan obat-obat flu, seperti obat pilek, batuk, dan penurun panas. “Kami berusaha merawat sendiri dan menghindarkan santri yang sakit bergaul dengan santrilainnya. Kami juga meminta mereka untuk beristirahat,”ujarnya. Di tempat terpisah,sedikitnya 9 orang santri perempuan Pesantren Nurul Ulum di Jalan Ciliwung, Kelurahan/Kecamatan Kepanjen Kidul, Kota Blitar, dilarikan ke Puskesmas Sananwetan. Selain suhu tubuhnya tinggi,para santri ini juga mengalami batuk dan pilek. Menurut keterangan Endang Purwono, petugas medis Puskesmas Sananwetan, para santri ini masuk satu per satu sejak Kamis (30/7). “Hingga hari ini jumlah seluruhnya yang dirawat 9 orang. Dari jumlah itu, 2 orang memaksa pulang,sehingga yang opname ada 7,“ujarnya. Demi melayani pasien ini, Puskesmas Sananwetan mengubah dua ruang pasien umum menjadi ruang isolasi. Mereka dipisahkan dari pasien penyakit lainnya. “Secara mendadak kami membuat ruang isolasi ini,“ paparnya. Berdasarkan hasil uji laboratorium sementara,mereka negatif flu babi. “Sementara negatif. Beberapa pasien yang panas karena tifus, termasuk ada juga yang asma,”katanya. Sementara itu,demi mengantisipasi persebaran flu babi, SD Muhammadiyah 1 di Jalan Maulana Malik Ibrahim, Sidoarjo, terpaksa meliburkan siswanya selama dua hari. Kebijakan ini ditempuh setelah dalam sepekan ini puluhan siswa SD tersebut terserang flu dan demam. Kepala Sekolah SD Muhammadiyah 1 Sidoarjo Muhammad Ikhsan mengatakan, selama dua hari,seluruh ruang kelas,alat praktikum, dan perlengkapan sekolah lain akan dibersihkan. Di Banten, warga yang terinfeksi flu babi terus bertambah. Kemarin, jumlah warga yang positif terinfeksi flu babi sudah mencapai 86 orang. Kepala Bidang Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan (Dinkes) Banten Wahyu Santoso mengatakan, di Banten terdapat tiga daerah yang warganya banyak terinfeksi flu babi, Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, dan Kota Tangerang Selatan. (sofian dwi/fefy dwi haryanto/ishomuddin/ solichan arif/abdul rouf/teguh mahardika) Sumber : http://www.seputar-indonesia.com
|