STUDI PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENGELOLAAN LANSKAP AGROFORESTRI DI SEKITAR SUB DAS WAY BESAI, PROVINSI LAMPUNG
STUDI PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENGELOLAAN LANSKAP AGROFORESTRI DI SEKITAR SUB DAS WAY BESAI, PROVINSI LAMPUNG
STUDI PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENGELOLAAN LANSKAP AGROFORESTRI DI SEKITAR SUB DAS WAY BESAI, PROVINSI LAMPUNG
(STUDY OF COMMUNITY PERCEPTION ON AGROFORESTRY LANDSCAPE MANAGEMENT IN WAY BESAI SUB WATERSHED, LAMPUNG PROVINCE) Christine Wulandari1) ABSTRACT The narrowness of the average land that belongs to the community (<0.3 ha per household) is one cause of increasing critical land and forest in Way Besai Sub Watershed, Lampung Province. One solution to overcome this problem is application of agroforestry landscape management or application of agroforestry systems at the landscape scale. It system could be: (a) maintain the physical properties and soil fertility, (b) maintain the hydrological functions of the region, (c) maintain a reserve of carbon, (d) reduce greenhouse gas emissions, and (e) maintaining biodiversity. Research results at Tri Budi Syukur village, West Lampung, in June 2010 found that respondents who have a good level of perception towards agroforestry landscape management as much as 42.07%, moderate perception was 28.28% and 29.65% respondents have low level of perception. Based on this research had known that very significant factors were land size, education and the amount of training; income was significant factor, and age and occupation concluded as not significant factors.
Keywords : Critical lands, perception, agroforestry landscape. Sempitnya rata-rata kepemilikan lahan pertanian di wilayah tersebut < 0,3 ha per orang adalah salah satu penyebab meningkatnya areal lahan dan hutan kritis pada lanskap Sub Daerah Aliran Sungai (DAS) Way Besai. Salah satu solusi untuk mengatasi pemasalahan ini yaitu dengan diaplikasikannya pengelolaan lanskap agroforestri atau aplikasi sistem agroforestri pada skala lanskap karena: (a) memelihara sifat fisik dan kesuburan tanah, (b) mempertahankan fungsi hidrologi kawasan, (c) mempertahankan cadangan karbon, (d) mengurangi emisi gas rumah kaca, dan (e) mempertahankan keanekaragaman hayati. Berdasarkan hasil penelitian yang di lakukan di kampung Tri Budi Syukur, Lampung Barat pada bulan Juni 2010 diketahui bahwa masyarakat yang mempunyai level persepsi baik terhadap pengelolaan lanskap agroforestri sebanyak 42,07 %, persepsi sedang 28,28% dan persepsi buruk 29,65%. Berdasar-kan hasil penelitian diketahui bahwa luas lahan, pendidikan dan jumlah pelatihan adalah faktor berbeda sangat nyata; pendapatan adalah faktor yang berbeda nyata. Adapun faktor umur dan jenis pekerjaan adalah faktor yang tidak berbeda nyata. Kata kunci : Lahan kritis, persepsi, lanskap agroforestri. |
Download : Abstrak |