DRI IPB

Pengembangan Model Kemitraan dan Pemasaran Terpadu Biofarmaka dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Hutan di Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat

Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia 2012

Pengembangan Model Kemitraan dan Pemasaran Terpadu Biofarmaka dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Hutan di Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat

Pengembangan Model Kemitraan dan Pemasaran Terpadu Biofarmaka dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Hutan di Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat

(Integrated Marketing and Partnership Model Development of Medicinal Plants for Community Empowerment Around Forest Area in Sukabumi District, West Java Province)

Leti Sundawati*, Ninuk Purnaningsih, Edy Djauhari Purwakusumah

ABSTRAK

Sebagian besar masyarakat sekitar hutan di Kabupaten Sukabumi adalah petani miskin. Salah satu komoditas yang mereka usahakan adalah tanaman obat atau biofarmaka, tetapi masih dibudidayakan secara sederhana sehingga mutunya tidak standar. Hal ini mengakibatkan petani tidak menerima harga yang layak. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, dilakukan penguatan kapasitas  dan pemberdayaan petani dengan tujuan agar terbangun model pemasaran terpadu biofarmaka dan kelembagaan kelompok tani yang berdaya saing sehingga dapat bermitra dengan industri biofarmaka secara saling menguntungkan. Sasaran kegiatan adalah para petani anggota Gapoktan Srijaya di Desa Mekarjaya, Kecamatan Ciemas. Tahap persiapan dan kelayakan pembentukan model dilakukan dengan pengumpulan data kondisi saat itu melalui survei, wawancara mendalam, dan focus group discussion. Gabungan kelompok tani dikuatkan melalui pelatihan tentang kewirausahaan, budi daya dan pengolahan biofarmaka, pendampingan pengembangan kelembagan Gapoktan, dan pembuatan demplot budi daya biofarmaka. Jejaring usaha agribisnis dibangun melalui kesepakatan pemasaran antara Gapoktan Srijaya dan dua perusahaan industri biofarmaka.

Kata kunci: biofarmaka, kapasitas kelembagaan, pemasaran, pemberdayaan

ABSTRACT

Most of the community surrounding forest areas in Sukabumi District are poor farmers. They traditionally cultivate medicinal plants. However, quality of the products is not standardized, and hence, low price. Therefore, it is needed to strengthen and empower the farmer capacity, by developing an integrated marketing model for medicinal plants and by enhancing the competitiveness of the farmer group institution so that they can build a partnership with industry. This activity involved farmers at Mekarjaya Village, Ciemas Subdistrict who are member of Srijaya Farmer Groups Association. Survey, in-depth interview, and focus group discussion were conducted to get data on the existing condition. Farmer institution strengthening was conducted through trainings for farmers on entrepreneurship, medicinal plant cultivation and processing, facilitation of farmer group institution, and establishment of demonstration plots of medicinal plant cultivation. Agribusiness networking and partnership was built through the memorandum of understanding on marketing between Sri Jaya with two biopharmaca companies.

Keywords: empowerment, farmer institution, marketing, medicinal plant, partnership

 Download : Abstrak