DRI IPB

REVITALISASI KONSERVASI TUMBUHAN OBAT KELUARGA (TOGA) GUNA MENINGKATKAN KESEHATAN DAN EKONOMI KELUARGA MANDIRI DI DESA CONTOH LINGKAR KAMPUS IPB DARMAGA BOGOR

Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia 2011

REVITALISASI KONSERVASI TUMBUHAN OBAT KELUARGA (TOGA) GUNA MENINGKATKAN KESEHATAN DAN EKONOMI KELUARGA MANDIRI DI DESA CONTOH LINGKAR KAMPUS IPB DARMAGA BOGOR

REVITALISASI KONSERVASI TUMBUHAN OBAT KELUARGA (TOGA) GUNA MENINGKATKAN KESEHATAN DAN EKONOMI KELUARGA MANDIRI DI DESA CONTOH LINGKAR KAMPUS IPB DARMAGA BOGOR

(THE REVITALIZATION OF FAMILY MEDICINE PLANT (TOGA) CONSERVATION FOR CREASE HEALTH AND ECONOMIC IN VILLAGE EXEMPLARY IPB CAMPUS Darmaga BOGOR)

Agus Hikmat1), Ervizal A.M. Zuhud1), Siswoyo1), Edhi Sandra1), Rita Kartika Sari2)

ABSTRACT

Medicinal plants and traditional medicine for along ago are important role in the health care, stamina maintain, and  treat diseases.  Therefore medicinal plants and traditional medicines have  strong root  in the part of community up to now.  Research on revitalization of family medicinal plant (TOGA) conservation done at Kampong Pabuaran (Cibanteng village), and Kampong Gunung Leutik ( Benteng village), results indicated that research locations have completely medicinal plants diversity  for medicine all diseases of village communities mentioned.  Number of medicinal plants found at Gunung Leutik and Pabuaran Sawah Kampong (Cibanteng and Benteng Villages) were  237 spesies, and 95 spesies often used by respondents mentioned villages. Species number of medicinal plants have potential to expand based on use value of these species treat main diseases of community villages Gunung Leutik and Pabuaran Sawah Villages (Benteng and Cibanteng) were 15 spesies, such as: sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.F) Ness.), meniran (Phyllanthus niruri L.), takokak (Solanum torvum L.), pegagan (Centella asiatica (L.) Urban.), temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.), jahe (Zingiber  officinale-purpurea Rosc.), jeruk nipis (Citrus aurantifolia (Christm & Panz) Swingle), binahong (Anredera cordifolia), mahkota dewa (Phaleria macrocarpus (Sheff). Boerl.), rosella (Hibiscus sabdariffa), pule pandak (Rauvolfia serpentine (L.) Benth. ex. Kurz.), sangitan (Sambucus javanica Reinw.), sirih (Piper betle L.), brotowali (Tinospora crispa), and kenikir (Cosmos caudatus).

Keywords: Medicinal plant, revitalization, conservation, biodiversity, kampong.

ABSTRAK

Tumbuhan obat dan obat tradisional sejak zaman dahulu memainkan peranan penting dalam menjaga kesehatan, mempertahankan stamina dan mengobati penyakit.  Oleh karena itu tumbuhan obat dan obat tradisional telah berakar kuat dalam kehidupan sebagian masyarakat hingga saat ini.  Penelitian ini bertujuan untuk merevitalisasi potensi sumberdaya keanekaragaman hayati pedesaan melalui pemberdayaan masyarakat untuk mengembangkan konservasi dan budidaya  Tumbuhan Obat Keluarga (TOGA). Penelitian dilakukan di Kampung Pabuaran (Desa Cibanteng), dan Kampung Gunung Leutik (Desa Benteng).  Penelitian dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu kajian literatur, survey lapangan, pelatihan, pendampingan, pengolahan dan analisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua kampung yang menjadi tempat penelitian memiliki keanekaragaman tumbuhan obat yang lengkap untuk obat semua macam penyakit yang diderita oleh masyarakat kampung tersebut. Hanya saja pengetahuan, persepsi, sikap dan perilaku konservasi belum terintegrasi dengan potensi tumbuhan obat kampung.  Jumlah spesies tumbuhan obat yang ditemukan di Kampung Gunung Leutik dan Pabuaran Sawah sebanyak 237 spesies, dan 95 spesies yang sering digunakan oleh responden di kampung tersebut. Spesies tumbuhan obat yang potensial dikembangkan berdasarkan nilai kegunaan untuk obat penyakit utama masyarakat Kampung Gunung Leutik dan Pabuaran Sawah sebanyak 15 spesies, meliputi: sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.F) Ness.), meniran (Phyllanthus niruri L.), takokak (Solanum torvum L.), pegagan (Centella asiatica (L.) Urban.), temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.), jahe (Zingiber  officinale-purpurea Rosc.), jeruk nipis (Citrus aurantifolia (Christm & Panz) Swingle), binahong (Anredera cordifolia), mahkota dewa (Phaleria macrocarpus (Sheff). Boerl.), rosella (Hibiscus sabdariffa), pule pandak (Rauvolfia serpentine (L.) Benth. ex. Kurz.), sangitan (Sambucus javanica Reinw.), sirih (Piper betle L.), brotowali (Tinospora crispa), dan kenikir (Cosmos caudatus).

Kata kunci: Tumbuhan obat, revitalisasi, konservasi, keanekaragaman hayati, kampong.

 Download : Abstrak