DRI IPB

Pusat Studi Bencana IPB University, Poltek KP Dumai dan Poltek AUP Jakarta Inisiasi Kerjasama Riset Mitigasi Bencana

Berita / Warta LPPM

Pusat Studi Bencana IPB University, Poltek KP Dumai dan Poltek AUP Jakarta Inisiasi Kerjasama Riset Mitigasi Bencana

Saat ini ditengarai terjadi fenomena kenaikan muka air laut atau penurunan muka tanah di kawasan pesisir Dumai, Riau. Fenomena ini ditandai dengan adanya genangan air laut yang terjadi saat pasang tinggi. Fenomena banjir rob ini baru terjadi sekitar satu tahun belakangan.

Kota Dumai merupakan salah satu pusat perekonomian di Provinsi Riau. Beberapa komoditas andalannya adalah kelapa sawit, karet dan minyak bumi yang membuka peluang mata pencaharian penduduk, menggerakkan roda pembangunan daerah, dan memajukan industri nasional.

Keberadaan Pelabuhan Dumai sebagai infrastruktur distribusi logistik laut yang memodulasi laju keluar-masuk barang dan jasa dapat terganggu karena bencana banjir, baik pada saat pasang laut tinggi maupun saat curah hujan tinggi. Hal ini tentu akan mengganggu roda perekonomian dan pembangunan Kota Dumai.

Oleh karena itu, Pusat Studi Bencana, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University menginisiasi kerjasama riset bersama Politeknik Kelautan dan Perikanan (KP) Dumai serta Politeknik Ahli Usaha Perikanan (AUP) Jakarta terkait dengan fenomena gelombang pasut tinggi dan banjir (rob) di kota Dumai, (15/2)

Prof Dr Mulyono sebagai Kepala PSB mengatakan perlunya dilakukan riset kolaborasi untuk mencari tahu sumber permasalahannya agar dapat memberikan solusi atas fenomena tersebut.

berita-psbok

Senada dengan hal tersebut, Muhammad Nur Arkham, SPi, MSi Kepala Pusat Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat Poltek KP Dumai, berpendapat bahwa kondisi yang saat ini terjadi di Kota Dumai menjadi peluang dalam melakukan penelitian dasar di bidang kelautan baik dengan pengamatan proses oseanografi, ekosistem dan lain-lain.

Dr Syamsul B Agus, Sekretaris PSB yang juga staf pengajar di Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB University, memberikan pandangan terkait perlunya mengintegrasikan bidang keahlian kelautan diantaranya integrasi Teknologi Remote Sensing dan Gheographic Information System (GIS), Oseanografi, Hidrobiologi Laut, Ilmu Perikanan, penggunaan peralatan survei kelautan dan instrumentasi dalam melaksanakan riset kolaborasi tersebut.

“Pada diskusi awal ini, berkembang hipotesis apakah fenomena tesebut disebabkan karena adanya tren kenaikan muka laut atau penurunan muka tanah (land subsidence), atau ada penyebab lain, seperti perubahan iklim yang berpotensi memberikan dampak merugikan di wilayah pesisir Kota Dumai. Dampak tersebut bisa mengakibatkan terjadinya abrasi dan akresi, sedimentasi dan perubahan garis pantai. Sehingga pada akhirnya diperlukan rekomendasi hasil riset sebagai sebuah upaya mitigasi bencana terkait dengan perlindungan pantai,” ujar Prof Mulyono.

Kepala Pusat Pembinaan Karakter Taruna Poltek KP Dumai, Sri Yenica Roza, SPi, MSi, melihat bahwa terjadi perubahan pola pasang surut di kawasan tersebut yang tipe pasag surutnya adalah semi diurnal.

“Saat terjadi pasang tinggi, air laut naik ke daratan dan menggenangi sebagian wilayah pesisir di pelabuhan, jalan raya dan pemukiman. Kondisi ini akan diperparah jika terjadi hujan, maka genangan air pun semakin tinggi,” imbuhnya.

Rencananya riset kolaborasi ini juga melibatkan peneliti dari Poltek AUP Jakarta dan Poltek KP Dumai. (**/Zul)