DRI IPB

Pusat Studi Bencana IPB University Berikan Perspektif dalam Sosialisasi dan Pembelajaran Pemulihan Pasca Bencana

Berita / Warta LPPM

Pusat Studi Bencana IPB University Berikan Perspektif dalam Sosialisasi dan Pembelajaran Pemulihan Pasca Bencana

Pusat Studi Bencana – Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakay (PSB-LPPM) IPB University dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengadakan Sosialisasi dan Pembelajaran Pemulihan Pasca Bencana, (15/12). Dalam kesempatan ini, Deputi Bidang Pemulihan dan Rehabilitasi Rekonstruksi BNPB, Ir Rifai, MBA menjelaskan beberapa capaian pemulihan pasca bencana. Yakni mendorong untuk terciptanya design penguatan ekonomi ke depan.

Menurutnya, ada empat hal yang bisa digunakan untuk penguatan ekonomi setelah bencana. Yaitu BNPB akan terus hadir sesuai kompetensinya untuk memastikan program pengendalian sumberdaya alam dan ekonomi kembali berjalan kembali. Kedua, upaya pemulihan harus dilembagakan dengan memanfaatkan peran perguruan tinggi terutama dengan desa.

“Sudah ada 42 persen desa yang punya program mitigasi bencana yang bekerja sama dan sinergi dengan pendamping desa. Untuk itu bisa dilakukan upaya adaptasi ekonomi desa dengan prioritas pembanguna desa. Sehingga portofolio pembangunan dengan memamfaatkan pendamping desa bisa dilakukan,” ujarnya.

Berita-SemnasPSB

Yang ketiga adalah kolaboratif pentahelix menjadi dasar untuk terus dilakukan. Perlu peran lebih besar dari perguruan tinggi termasuk penguatan pembiayaan, terutama dalam pelayanan dasar pasca bencana.

Keempat adalah upaya pemulihan akan dirancang inline dengan kementerian dan lembaga untuk memastikan setelah ada ungkitan pasca bencana bisa dilanjutkan oleh kementerian dan lembaga terkait. Elaborasi dengan Undang-undang Cipta Kerja sebagai spirit pemulihan menjadi penting.

“Dalam upaya kontinuitas program, sinergi dengan kampus menjadi penting terutama dari kementerian dan lembaga pasca rehabilitasi rekonstruksi. Keterbatasan BNPB yang harus disambut oleh kementerian dan lembaga lain adalah sebuah keniscayaan yang harus dipersiapkan mekanisme kerja program dan pembiayaan. Selain itu di kementerian keuangan ada bantuan usaha mikro yang bisa diakses oleh desa yang juga dapat dibantu oleh perguruan tinggi sebagai pendampinganya,” tambahnya.

Sementara itu, Kepala PSB IPB University, Dr Yonvitner mengatakan bahwa perlu kontinuitas program melalui kementerian dan lembaga lain agar lebih efektif. Selain IPB University, narasumber lain yang hadir berasal dari Universitas Lampung, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Universitas Jenderal Soedirman, Universitas Mataram, Universitas Hasanuddin dan Universitas Tadulako. (**/Zul)