DRI IPB

PKSPL IPB University dan Kemenkomarvest Inisiasi Rumuskan Coastal Resilience di Indonesia

Berita / Warta LPPM

PKSPL IPB University dan Kemenkomarvest Inisiasi Rumuskan Coastal Resilience di Indonesia

Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan (PKSPL) IPB University bekerjasama dengan Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Kemenkomarvest) menyelenggarakan webinar, 9/7. Webinar kali ini membahas penguatan kebijakan pengendalian perubahan iklim dalam konteks ketahanan pesisir.

Dr Nani Hendriyani, Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kemenkomarvest mengatakan, sebagai negara kepulauan, wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil di Indonesia adalah wilayah yang paling rentan dari dampak perubahan iklim di banding bentang alam lainnya.

“Dampak perubahan iklim terhadap sosial ekonomi masyarakat khususnya masyarakat pesisir dan pengaruhnya terhadap kerusakan ekologi sangat serius dan nyata terlihat,” ujar Dr Nani Hendriyani.

Dirinya menyebut, dibutuhkan penguatan aspek coastal resilience atau ketahanan pesisir melalui strategi jitu pengendalian dampak perubahan iklim. Namun demikian, diperlukan pemahaman yang lebih tepat bagaimana coastal resilience disusun, strategi implementasi yang tidak business as usual. Tidak hanya itu, harus ada terobosoan solusi yang dapat mengakselerasi pengendalian dan penanganan dampaknya.

berita-kemenkopkspl

Lebih lanjut Dr Nani menjelaskan, di wilayah pesisir ini harus diperkuat pada aspek kebijakan, konsepsi dan rumusan strategi implementasi yang masih sangat kurang. “Oleh karena itu, pemerintah membutuhkan masukan terkait tiga aspek tersebut, juga rumusan strategi mitigasi dan adaptasinya secara lebih seimbang,” lanjutnya.

Sementara, Kepala PKSPL IPB University Dr Yonvitner menyampaikan bahwa Indonesia telah memiliki nationally determined contribution (NDC). “Sayangnya, pada tataran implementasi, kita masih belum merumuskan indikator secara lebih implementatif, termasuk di wilayah pesisir,” ujar Dr Yonvitner, dosen IPB University dari Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.

Ia mengaku, jika hal tersebut dapat dirumuskan dengan baik maka ini menjadi kontribusi dan peran Indonesia terhadap dunia.

Webinar kali ini turut mengundang Dr Perdinan, pakar dinamika klimatologi dari IPB University sekaligus Deputi Direktur SEAMEO BIOTROP; Prof Dietriech G Bengen, Guru Besar IPB University yang merupakan pakar pengelolaan pesisir terpadu dan ekosistem pesisir; Dr Dedi Supriyadi Adhuri, antropolog maritim dari Pusat Kemasyarakatan dan Kebudayaan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Turut hadir sebagai penanggap, Direktur  Pendayagunaan Pesisir, M Yusuf dan salah satu penyusun kebijakan adaptasi perubahan iklim dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dari Direktorat Adaptasi Perubahan Iklim, Arif Wibowo. (*)