Penentuan Lokasi Optimal Pusat-Pusat Pertumbuhan Baru Berbasis Model LGP-IRIO Untuk Mengatasi Ketimpangan Pembangunan Wilayah di Indonesia – Ernan Rustiadi, Setia Hadi, Didit Okta Pribadi, Andi Syah Putra
Penentuan Lokasi Optimal Pusat-Pusat Pertumbuhan Baru Berbasis Model LGP-IRIO Untuk Mengatasi Ketimpangan Pembangunan Wilayah di Indonesia – Ernan Rustiadi, Setia Hadi, Didit Okta Pribadi, Andi Syah Putra
PENENTUAN LOKASI OPTIMAL PUSAT-PUSAT PERTUMBUHAN BARU BERBASIS MODEL LGP-IRIO UNTUK MENGATASI KETIMPANGAN PEMBANGUNAN WILAYAH DI INDONESIA
(Determining Optimal Location of New Growth Centers Based on LGP-IRIO Model to Reduce Regional Disparity in Indonesia)
Ernan Rustiadi, Setia Hadi, Didit Okta Pribadi, Andi Syah Putra
Pusat Pengkajian Perencanaan dan Pengembangan Wilayah (P4W) LPPM IPB
ABSTRAK
Pendekatan pembangunan yang sangat menekankan pada pertumbuhan ekonomi mengakibatkan terjadinya kesenjangan pembangunan antar wilayah. Investasi dan sumberdaya terserap dan terkonsentrasi di pusat-pusat pertumbuhan, sementara wilayah-wilayah hinterland mengalami pengurasan sumberdaya yang berlebihan. Ketidakseimbangan pembangunan antar wilayah terjadi dalam bentuk buruknya distribusi dan alokasi pemanfaatan sumberdaya yang menciptakan inefisiensi dan tidak optimalnya sistem ekonomi. Karena itu perlu dikembangkan konsep pembangunan antar wilayah yang berimbang melalui pengembangan pusat-pusat pertumbuhan baru di luar Jawa sebagai simpul pertumbuhan yang terintegrasi dengan wilayah hinterland-nya Penelitian ini bertujuan: (1) mengidentifikasi neraca sumberdaya wilayah, (2) membangun model optimasi Inter Regional Input Output (IRIO) berbasis kendala potensi sumberdaya wilayah, (3) mengembangkan skenario-skenario pembangunan yang mampu memacu optimalisasi potensi sumberdaya wilayah dan pertumbuhan ekonomi nasional, (4) merumuskan struktur keterkaitan baru yang optimal antar wilayah, dan (5) menentukan lokasi optimal sebagai pusat pertumbuhan baru beserta kawasan hinterlandnya. Dalam penelitian ini dilakukan pengembangan model berbasis persamaan-persamaan optimasi (LGP = Linear Goal Programming) dan persamaan IRIO. Permodelan akan dibagi menjadi 3 blok model yang saling terkait yaitu : (1). Model Optimasi IRIO dengan Kendala Daya Dukung Sumberdaya Wilayah, (2) Model Transport untuk Memperoleh Struktur Keterkaitan Ekonomi Baru Antar Wilayah yang Optimal, (3) Model Optimasi P-Median untuk Mengidentifikasi Pusat-Pusat Pertumbuhan Baru dan Kawasan Hinterland-nya. Hasil permodelan tahap I menunjukkan bahwa adanya kendala real ketersediaan lahan dan pemenuhan kebutuhan demand tiap provinsi, serta ditetapkannya kendala sasaran peningkatan kapasitas ekonomi wilayah, kapasitas masyarakat dan kapasitas pemerintah, menyebabkan nilai total output optimal mengalami peningkatan dan terdistribusi secara lebih merata. Keterbatasan lahan di Jawa akan menjadi faktor penghambat peningkatan aktivitas ekonomi, sehingga mau tidak mau ketersediaan lahan yang masih luas di luar Jawa harus dimanfaatakan untuk mencapai nilai total output prekonomian yang lebih tinggi. Hasil permodelan tahap II menunjukkan aliran input output optimal yang diperoleh mampu meningkatkan intensitas keterkaitan transaksi input output antar wilayah, meskipun transaksi terbesar masih berlangsung di wilayah Jawa dan sedikit di Sumatera. Hasil permodelan tahap III, diperoleh 7 calon lokasi optimal pusat pertumbuhan baru di luar Jawa. Ketujuh lokasi tersebut adalah Kota Medan yang diharapkan mampu melayani wilayah Sumatera bagian barat dan bagian utara. Kota Pangkal Pinang yang diharapkan dapat melayani wilayah pantai timur Sumatera. Kota Palembang yang diharapkan mampu melayani wilayah Sumatera bagian barat dan selatan. Kota Balikpapan yang diharapkan dapat menggerakkan potensi perekonomian di wilayah Kalimantan. Kota Gorontalo yang diharapkan dapat dijadikan pusat untuk melayani wilayah Sulawesi bagian utara. Kota Makasar yang dapat dijadikan pusat untuk melayani wilayah Sulawesi bagian selatan. Khusus untuk Kota Makasar dan Balikpapan diharapkan juga dapat menjadi alternatif lokasi pusat pertumbuhan bagi wilayah Bali dan Nusa Tenggara. Selanjutnya Kota Ternate diharapkan dapat menjadi pusat pertumbuhan bagi wilayah Provinsi Maluku Utara, Maluku dan Papua.
Kata kunci : Ketimpangan, pusat pertumbuhan, inter regional I-O, LGP, keberimbangan pembangunan.
ABSTRACT
Development policy which is mainly focused on economic growth has caused increasing of regional disparity in Indonesia. Investment and resources have been absorbed and concentrated in limited number of growth centers, while large area of hinterland have to face massive backwash effect of resources. Interregional development disparity happen in the form of unfairness resources uses distribution and allocation that create inefficiency and suboptimal economy system. Therefore, balanced regional development is needed to develop through development of new growth centers in outside Java that must be integrated with their hinterland area. The research has aims: (1) indentifying resources quantity of each province including natural, infrastructure and human resource, (2) developing optimization model Interregional Input Output (IRIO) based on resources constraint of each province, (3) developing scenario of development policy to reach optimization of resources use of each region and national development, (4) defining new optimal structure of regional linkages, (5) defining optimal location as new growth centers including their hinterland area. The research was conducted by developing a model base on serial equations of linear goal programming (LGP) and IRIO. The model could be divided in three groups consisted of: (1) IRIO optimization model base on regional resources constraint, (2) Transport model to develop new optimal linkages of economic structure among regions, (3) P-median model to define new growth centers and their hinterland area. The result of first model showed that land availability and necessity to meet demand of all provinces, and setting the target to increase economic growth, household income, and government tax have caused increasing value of optimal total output which is distributed more equal. Limited land availability in Java has become important constraint that caused economic activities are shifted to outside Java that has large area of land availability. The result of second model showed optimal flow of input-output could increase intensity of economic transaction among province although it was still dominated by Java-Sumatra linkages. The result of third model showed that there are 7 promoted province that represented by their capital city for developing new growth centers in outside Java. Those locations consisted of Medan that could serve western and northern region of Sumatra, Tanjung Pinang that could serve east coast region of Sumatra, Palembang that could serve western and southern of Sumatra, Balikpapan that could serve Kalimantan region, Gorontalo that could serve northern region of Sulawesi, Makasar that could serve southern region of Sulawesi and Nusa Tenggara, and Ternate that could serve North Maluku, Maluku, and Papua.
Keywords : Regional disparity, growth center, interregional Input-Output, linier goal programming, balanced regional development.
Download : Abstrak