P2SDM IPB University Bahas Kebijakan Penelitian Terapan untuk Kesejahteraan Masyarakat
P2SDM IPB University Bahas Kebijakan Penelitian Terapan untuk Kesejahteraan Masyarakat
Riset terapan harus menggunakan konsep start from the end, yaitu riset yang di-drive oleh kebutuhan pasar. Tidak hanya membuat produk namun perlu ada kepastian pasar yang bisa menyerap produk tersebut.
“Ada industri atau perusahaan yang bisa memproduksi secara masal produk yang sudah dihasilkan. Riset untuk tujuan invensi boleh saja namun saat ini konsep start from the end masih sangat dominan untuk riset terapan. Harus ada produk riil baik tangible atau intangible yang bisa dihilirkan ke pasar atau masyarakat. Hal ini tentu menuntut adanya kolaborasi lintas bidang keilmuan,” jelas Wikan Sakarinto, ST, MSc, PhD, Dirjen Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikburistek) dalam Webinar Peta Jalan Riset (23/8).
Kegiatan yang diselenggarakan oleh Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia (P2SDM), Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University ini membawakan tema Kebijakan Penelitian Terapan untuk Kesejahteraan Masyarakat di Indonesia.
“Integrasi pendidikan vokasi dengan dunia kerja dilaksanakan melalui link and match 8+i. Link and match ini merupakan wujud dari keterlibatan dunia kerja di segala aspek penyelenggaraan pendidikan vokasi. Diantaranya kurikulum disusun bersama industri, pembelajaran berbasis projek riil dari dunia usaha, jumlah dan peran guru/dosen/instruktur dari industri dan ahli dari dunia kerja, magang atau praktik kerja di industri/dunia kerja, sertifikasi kompetensi, guru/dosen/instruktur secara rutin mendapatkan pelatihan dari industri, riset terapan yang mendukung teaching factory/teaching industry dan komitmen serapan lulusan,” tambahnya.
Pada kesempatan ini Dr Bambang Setiadi, Ketua Dewan Riset Nasional menceritakan kisah nelayan sukses bernama Amin Ben Gas yang berhasil memproduksi converter mesin untuk kapal dari minyak menjadi gas. Hasil temuannya mendapatkan penghargaan dan rekomendasi dari Institut Teknologi Bandung (ITB) karena penemuan Amin dapat dipertanggungjawabkan tekniknya.
“Amin juga mendapat penghargaan dari Dewan Riset Nasional, dari Menteri Koordinator bidang Maritim dan Investasi karena penemuan tersebut berkaitan langsung dengan persoalan maritim. Penghargaan juga diberikan oleh Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral karena menyangkut penghematan energi,” imbuhnya.
Dr Bambang memandang kisah Amin berpotensi serupa dengan kesuksesan penemuan Samsung di Korea. Penemuan ini memenuhi kriteria hasil riset mampu membangkitkan kegiatan ekonomi, melahirkan ratusan unit usaha baru dan melahirkan puluhan ribu lapangan kerja.
“Untuk mewujudkan peta jalan riset yang demikian tentu harus ada gerakan nasional bukan gerakan satu dua orang saja,” tuturnya.
Mengenai kompetensi peneliti terapan di Indonesia, Prof Pribadiyono, Founder Quantum HRM (Human Resources Management) Internasional menegaskan bahwa banyak riset terapan yang dilakukan oleh masyarakat kecil yang sukses namun tidak dilindungi oleh institusi dan tidak didukung oleh pengetahuan riset yang mumpuni. Oleh karenanya perlu didirikan asosiasi peneliti terapan. Mereka perlu diberikan pendidikan umum yang menunjang riset dan pelatihan metodologi dasar agar mereka mampu menguasai teori, pembekalan materi penunjang dan ujian sertifikasi.
Prof Ahmad Sulaeman, Guru Besar IPB University menjelaskan paradigma baru bidang penelitian. Berdasarkan Permenristekdikti no. 44 Tahun 2016 dan panduan penelitian edisi XII/2018 bahwa penelitian yang dilakukan harus memberikan dampak secara akademis maupun sosial ekonomi. Penelitian beralih dari riset berbasis aktivitas menjadi riset berbasis invensi menuju inovasi. Penelitian beralih dari ekonomi berbasis Sumberdaya Alam (SDA) menjadi ekonomi berbasis inovasi. Oleh sebab itu, harusnya penelitian dilakukan dalam kurun waktu tertentu sampai ke penggunaan dan memberi manfaat bagi masyarakat.
“Roadmap penelitian merupakan kerangka untuk menunjukkan posisi institusi dalam keberhasilan riset. Mengembangkan metode untuk melakukan alokasi sumber daya dan investasi yang strategis dan terkoordinasi. Mengapresiasi pentingnya kolaborasi dan inovasi dan menguatkan program pascasarjana,” ungkap Pakar Gizi Masyarakat, IPB University ini. (pera/Zul)