DRI IPB

Ngobrol Tentang Desa, BEM KM IPB University Gandeng Tani Center

Berita / Warta LPPM

Ngobrol Tentang Desa, BEM KM IPB University Gandeng Tani Center

Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM KM) IPB University bersama Tani Center mengadakan kuliah umum bertemakan “Sinergi Mengabdi Menuju Desa Berdaya”, 12/6. Kegiatan yang digelar secara daring ini bertujuan untuk memberikan informasi kepada mahasiswa mengenai pentingnya program pengabdian masyarakat dalam mewujudkan pembangunan di Indonesia.

Selain itu acara ini juga dimaksudkan untuk memberikan pemahaman mengenai peran kampus dan mahasiswa di tengah-tengah masyarakat, menginformasikan jenis-jenis program pengabdian yang dapat dilaksanakan di masyarakat, dan memberikan pemahaman tentang cara menyusun program pengabdian yang berkelanjutan. Kepala Tani Center IPB University, Prof Hermanu Triwidodo dan Presiden BEM KM IPB University, Muhammad Yuza Augusti berkesempatan hadir dalam kegiatan ini.

Acara ini menghadirkan narasumber Wakil Kepala Bidang Pengabdian Kepada Masyarakat, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University, Dr Sofyan Sjaf dan Founder of Desamind Indonesia Foundation, Hardika Dwi Hermawan.  “Berbicara tentang desa, desa tidak bisa bergerak sendiri. Desa harus berkolaborasi, bersinergi satu dengan lainnya. Karena problematika desa adalah representatif bangsa. Kalau berbicara mengenai kemiskinan, ujungnya adalah di desa. Kalau berbicara mengenai pengangguran, maka ujungnya juga ada di desa,” ujar Dr Sofyan Sjaf.

berita-Ngobrol Tentang Desa, BEM KM IPB University Gandeng Tani Center

Lebih lanjut dikatakannya, desa adalah identitas. “Jika hari ini kita tidak bisa menggambarkan desa dengan baik, maka cost kontrol pembangunan akan terjadi. Angka ketimpangan di sekitar kampus cukup rendah yaitu 0,38 persen dimana artinya kondisinya sangat menyimpang. Ketimpangan ini menjadi kritik, apakah pengetahuan yang lahir atau inovasi dari kampus bisa memberikan dampak bagi masyarakat sekitar, “ urainya.  Dr Sofyan juga mengatakan perlunya memberhentikan program-program pengabdian masyarakat yang membakar uang, maksudnya program yang tidak memberikan dampak bagi masyarakat.

Sementara itu, Hardika memaparkan mengenai Desamind, sebuah organisasi sosial di bawah naungan Desamind Indonesia Foundation yang bergerak sebagai partner masyarakat desa dalam bidang pendidikan dan sosial untuk membentuk masyarakat yang maju, berdaya saing dan melek peradaban. “Beberapa program yang dilakukan Desamind diantaranya Beasiswa Desamind, Desamind Leadership Champ (DLC), Mind-Talk, Mind-Cloud & Mind-Stream, Desamind Award, Lilin-lilin Desamind (LLD) Community, dan masih banyak lagi, “ ungkapnya.

Soal Beasiswa Desamind, dikatakannya, beasiswa ini diperuntukkan bagi mahasiswa Sarjana/Diploma 4 yang Kartu Tanda Penduduk (KTP)-nya menunjukkan ia berasal dari desa.  “Penerima beasiswa ini tidak hanya didorong untuk bergerak namun juga menggerakkan masyarakat. Jadi penerima beasiswa ini wajib memiliki program sosial di desa, “ ujar Hardika. (*)