Motivator
Motivator
BELAKANGAN ini banyak orang muda bercita-cita menjadi motivator. Sadar banyak orang kehilangan motivasi dan banyak orang rela meninggalkan pekerjaan demi menjadi motivator, mereka pun melihat betapa menggiurkannya menjadi motivator.Selain itu, banyaknya orang yang tak mempunyai backgroundpendidikan memadai muncul sebagai motivator, menimbulkan keyakinan bahwa menjadi motivator itu mudah. Di berbagai kesempatan saya juga bertemu anak-anak muda yang menjajal kekuatan magnetnya menggairahkan audiens yang hadir dalam berbagai seminar.Menurut teman-temannya,anak muda itu mendapat julukan motivator.
Suaranya menggelegar,sangat percaya diri, bahkan kadang overconfidence. Mereka mengajak audiens bangkit berdiri atau mengikuti kata-kata mereka.Ada di antara mereka yang kocak dan berhasil menggairahkan peserta seminar,tapi tak sedikit pula yang mendapatkan umpatan.Yang berhasil tentu sangat membantu mood peserta sebelum mereka memulai presentasi,namun mereka yang gagal mengakibatkan keadaan sebaliknya. Motivator-motivator seperti itu juga menciptakan penampilan khusus. Jaket, potongan rambut yang khas lengkap dengan gel yang membuat mereka tampil fresh. Sepatu mengkilap dan jargonjargon seperti ”Semangat pagi!”, ”Apa kabar?”, atau mengikuti senior-senior mereka yang sering diucapkan komedian Tukul seperti: luar biasa,dahsyat,dan katakata bombastis lain. Seperti yang dipertontonkan para senior, mereka percaya pengetahuan tidak perlu tinggitinggi amat. Yang penting bisa bicara, pandai berkelit, dan bisa menumbuhkan kepercayaan. Supaya magnetnya makin kuat, mereka juga menulis buku, mengaku sebagai ”pembicara terbaik”, penulis best seller, mengklaim punya ribuan pengikut, dan didukung klien-klien penting. Mereka juga mengisi acaraacara radio dan meniru seniorseniornya dalam segala hal. Sayangnya mereka telah meniru melalui jalan pintas, mengambil sepotong-sepotong, dan berpikir menjadi motivator itu mudah, bahkan kadang seenak perut melanggar tata cara dan etika. Tempaan Sejarah Seseorang tentu saja tidak dengan sendirinya bisa mengklaim diri sebagai motivator.Dalam banyak hal,julukan sebagai motivator justru datang dari masyarakat, bukan dari motivator itu sendiri. Julukan itu diberikan masyarakat karena kontribusi dan daya magis yang terbukti mampu mengubah banyak orang dalam berbagai hal. Jadi,terlalu naif bila seseorang mengklaim dirinya adalah motivator. Sekali lagi julukan itu datang dari luar, dari bukti-bukti, bukan ucapan promosi. Lantas apa yang membuat seseorang mampu memotivasi orang lain? Tempaan hidup! Tempaan hidup berbicara, membentuk seseorang, dan mengalirkan berbagai jawaban dari berbagai persoalan. Solusi-solusi yang direnungi, dipetakan, ditelusuri, dan dituangkan ke dalam rangkaian cerita untuk menumbuhkan kekuatan bagi orang lain. Tempaan sejarah setiap orang memang berbeda-beda, sehingga membentuk keunikan bagi orang tersebut.Karena itu,sejarah hidup bukanlah sebuah preskripsi atau resep sukses untuk orang lain. Melainkan pembelajaran apa yang terkandung dalam sejarah hidup itu. Dengan demikian, terlalu naif bila seseorang merasakan baju sejarahnya untuk dipakai pada tubuh orang lain. Sayangnya sejarah itu kaya cerita, penuh warna, getaran emosi, dan menuai rasa keingintahuan yang tinggi di kalangan pendengar. Cerita yang terlalu mengasyikkan dapat mengaburkan tujuan dan beralih menjadi novel atau sinetron, sehingga at the end of the story, setiap orang memiliki kesimpulan yang berbeda-beda. Setiap orang hanya ingat cerita dan sejarah hidup,bukan inspirasi atau pembelajaran yang membentuk langkah-langkah baru. Bingkai Ilmu Diperlukan bingkai ilmu karena motivasi bukanlah pekerjaan mudah. Kita tidak cukup belajar dari pengalaman orang lain saja, kita juga perlu kajian-kajian ilmu. Dengan begitu didapatlah sebuah roadmapdan desain yang ditiupkan ruh-ruh pengalaman. Belajar dari ilmuwan akan mendapatkan prinsip-prinsip untuk membingkai motivasi menjadi sesuatu yang berkelanjutan. Adalah suatu kenaifan mengharapkan perubahan hanya dari omongan-omongan dan cerita. Tempaan sejarah orang, itu baru bisa menggugah kegairahan. Namun lebih dari itu, diperlukan rangkaian tindakan. Betapa pun menggairahkannya ulasan seorang motivator,ia belum tentu menghasilkan efek perubahan yang memadai, kecuali seorang pemimpin sadar betul bahwa perubahan memerlukan konsep. Seseorang itu termotivasi bukan hanya oleh ceramah, melainkan juga oleh sistem insentif, bentukbentuk hubungan yang diciptakan, kinerja yang dituntut, struktur organisasi, pemenuhan kebutuhan, dan tentu saja pengaruh yang muncul dari luar. Seperti kata Isaac Newton, ”Kalau saya bisa melihat jauh ke depan, itu tak lain karena saya berdiri di atas pundak raksasa.” Pundak yang diduduki Newton itu adalah pengetahuan yang harus diperoleh dengan keringat yang sama pentingnya dengan pengalaman hidup. Sayangnya, sebagian orang yang berpengetahuan, miskin tempaan hidup yang mampu memotivasi orang lain. Sebaliknya mereka yang kaya pengalaman, miskin pengetahuan. Satu-dua orang mungkin dapat Anda temui memiliki keduanya.Tetapi mereka sangat langka. Jadi semua terpulang pada Anda, ingin mengambil yang pertama, kedua, atau berupaya keras menunggu yang ketiga. Akan lebih mudah lagi, Anda sendiri mampu memacu semangat bawahan dan kaya pengetahuan. Itulah tugas eksekutif di zaman yang serbabergerak dan dinamis ini. Menjadi manajer sekaligus motivator akan datang bila saatnya tiba, yaitu saat magnet Anda bekerja karena Anda memiliki keduanya.(*) RHENALD KASALI Sumber : http://www.seputar-indonesia.com
Photo : http://kangajo.files.wordpress.com/2009/
|