LPPM IPB University dan Badan Informasi Geospasial Bahas Peluang Kerja Sama Pengembangan Data Desa Presisi
LPPM IPB University dan Badan Informasi Geospasial Bahas Peluang Kerja Sama Pengembangan Data Desa Presisi
“Pada awalnya kami hanya ingin menjawab kebutuhan data di tingkat desa terutama data spasial. Tapi setelah perjalanan panjang, kami menemukan satu metodologi yang mampu menjawab segala kebutuhan hingga tingkat rumah tangga di desa. Kami menyebutnya Data Desa Presisi (DDP) dengan pendekatan drone participatory mapping,” ujar penggagas Data Desa Presisi (DDP) Dr Sofyan Sjaf ketika berkunjung ke Kantor Badan Informasi Geospasial (BIG) untuk berdiskusi tentang Data Desa Presisi (DDP) bersama Kepala BIG dan jajarannya, (23/2).
Dalam kunjungan ini, Dr Sofyan Sjaf, Wakil Kepala bidang Pengabdian kepada Masyarakat, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University didampingi Furqan, SPt, MSi dan Badar Muhammad, SIKom dari Unit Desa Presisi (UDP). Pertemuan dan diskusi tersebut dihadiri Kepala Badan Informasi Geospasial (BIG), Prof Dr Muh Aris Marfa didampingi Sekretaris Jenderal BIG, Ir Muhtadi Ganda Sutrisna, ME, beserta Deputi BIG Bidang Informasi Geospasial Dasar, Ir Mohanad Arief Syafi’i, MEng Sc. Selain itu, terlihat hadir pula Anggota DPR RI dan Bupati Subang H Ruhimat, beserta jajarannya yang daerahnya akan dijadikan basis kegiatan UDP LPPM IPB University dan BIG.
Menurut Prof Aris, Data Desa Presisi yang lahir dari riset yang dilakukan oleh Dr Sofyan Sjaf dan tim merupakan gagasan yang sangat baik untuk memutakhirkan data Indonesia. Dimulai dari desa dengan penyajian data spasial dan data numerik yang akurat. Kepala Badan Informasi Geospasial tersebut memastikan siap berkolaborasi dengan LPPM IPB University.
“Kami memiliki visi yang sama untuk merapikan data. Jika Data Desa Presisi ini bisa menjadi program nasional, BIG siap men-support di bidang spasial,” tambahnya.
Senada dengan Kepala BIG tersebut, Ir Mohanad Arief Syafi’i, M.EngSc mengungkapkan gagasan itu juga sejalan dengan program BIG tentang batas desa.
“Apalagi data yang dihasilkan dari data desa presisi ini adalah data house level yang menjadi data dasar dari setiap tingkatan data hingga level nasional. Terus terang kami sangat tertarik melihat data yang dihasilkan dari pendekatan yang Pak Sofyan lakukan. Membangun dari desa berlandaskan data yang akurat dan Pak Sofyan sudah melakukannya. Kami siap mendukung,” tegasnya.
BIG memiliki program penegasan batas desa yang akan dilakukan di 131 Desa di Kabupaten Subang, sehingga sejalan dengan program DDP yang akan dilakukan oleh IPB University di kabupaten yang sama. Hal ini sangat membantu DDP di Kabupaten Subang, terutama di bidang spasial.
Bupati Subang H Ruhimat sangat mengapresiasi BIG yang memilih Kabupaten Subang untuk menjalankan program penegasan batas desa, karena hal ini sejalan dengan perencanaan program pembangunan yang dimulai dari data yang akurat.
“Kami berterima kasih kepada BIG yang telah memilih Kabupaten Subang dalam hal penegasan batas desa, yang sejalan dengan pengimplementasian data desa presisi. Inovasi yang lahir dari IPB University,” ujar H Ruhimat. Bupati Subang periode 2018–2023 tersebut juga menekankan, “Kami harap ke depan desa-desa di Kabupaten Subang memiliki data yang akurat dan presisi, bahkan terintegrasi satu sama lain.” (LPPM/Zul)