DRI IPB

LPPM IPB bersama Pemerintah Daerah Kota Cimahi Kembangkan Urban Farming melalui Kegiatan SLAK

Berita / Kegiatan / Warta LPPM

LPPM IPB bersama Pemerintah Daerah Kota Cimahi Kembangkan Urban Farming melalui Kegiatan SLAK

Tim Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB yang dipimpin oleh Dr. Prayoga Suryadharma, STP, M.T (Kepala bidang Program Pelayanan kepada Masyarakat LPPM IPB) dan Astridina, MM (Kepala Bagian Tata Usaha LPPM IPB) pada hari Selasa tanggal 12 November 2019 mengantar fasilitator Stasiun Lapang Agro Kreatif (SLAK) ke Kota Cimahi. Penempatan fasilitator SLAK di Kota Cimahi merupakan bentuk upaya kerjasama antara LPPM IPB dengan pemerintah daerah Kota Cimahi dalam pengembangan urban farming (pertanian perkotaan).

Tim LPPM IPB diterima di Kantor Bappeda Kota Cimahi oleh Kepala Bappeda Kota Cimahi (Huzein Rachmadi), Kepala Bidang Pertanian dan Perikanan, Dinas Pangan dan Pertanian (Mita Mustikasari, S.Pt, MM), Kepala Seksi Pertanian (Tentri), dan Kepala Bidang Perencanaan Ekonomi (Juper).

[masterslider id=”400″]

Dalam diskusi yang dilakukan, Huzein Rachmadi menyampaikan, inovasi baru untuk pengembangan ketahanan pangan dan pertanian di Kota Cimahi perlu diupayakan dengan kondisi lahan yang terbatas. “Banyak upaya yang telah dikembangkan oleh pemerintah daerah Kota Cimahi diantaranya mengembangkan sekolah berkebun (3 SD dan 3 SMP), mengembangkan duren kawarung yang semula hanya tinggal 1 pohon kini sudah berjumlah 1.650, mengembangkan daun reundeu menjadi teh. Rencana kedepannya yaitu mengembangkan one village one product, mengembangkan lebah, jahe dan pembentukan Kelompok Wanita Tani (KWT) yang berjumlah 15 KWT di 15 Kelurahan. Kami berharap, dalam pengembangan pertanian dapat dilakukan secara penta helix antara pemerintah, perguruan tinggi, komunitas, kelompok wanita tani, media massa dan pengusaha” Jelas Huzein.

Mita menambahkan bahwa permasalahan yang dihadapi di Kota Cimahi yaitu alih fungsi lahan, pendapatan pertanian rendah, alih teknologi masih rendah, sumber daya manusia (SDM) yang sebagian besar generasi tua sehingga bagaimana menciptakan mindset untuk generasi milenial bahwa pertanian perkotaan itu tidak harus kotor, tidak harus menyangkul namun kegiatan bertani yang bersih, berdasi dan menghasilkan ekonomi yang banyak. “Konsep kedepannya yaitu bagaimana mengintegrasikan kegiatan pertanian peternakan dan perikanan dalam satu lahan” Ujarnya.

Menanggapi hal tersebut, Dr. Prayoga berharap dengan ditempatkannya fasilitator SLAK LPPM IPB dapat membantu pemerintah Kota Cimahi untuk mengembangkan kegiatan urban farming (pertanian perkotaan) yang bukan hanya berkaitan dengan pertanian, melainkan dari segi bisnis pertanian perkotaan (dari hulu, pengembangan bibit, penanaman, hingga formulasi produk turunan). ”Fasilitator akan ditempatkan selama dua pekan untuk mengidentifikasi masalah yang ada, kemudian dosen yang kepakarannya dalam bidang pertanian perkotaan yaitu Dr. Dewi Sukma akan datang ke cimahi. Kegiatan yang berpotensi untuk dikembangkan oleh KWT yaitu kegiatan urban farming yang berkaitan dengan pengembangan tanaman hias dan jahe” Ujar Dr. Prayoga.

[button text=”Unduh Berita” url=”http://dri.ipb.ac.id/wp-content/uploads/2019/11/LPPM-IPB-Bersama-Pemerintah-Daerah-Kota-Cimahi-Kembangkan-Urban-farming-Melalui-Kegiatan-SLAK.pdf” size=”middle” type=”colored” text_color=”#fff” mouseover_text_color=”#000″ bg_color=”#14b3e4″ bg_transparent=”0″ mouseover_bg_color=”” mouseover_bg_transparent=”1″ border_color=”” border_color_transparent=”1″ mouseover_border_color=”#000″ mouseover_border_color_transparent=”0″ sc_id=”sc1024982320939″]