DRI IPB

Lebak Datangkan Sperma dari Kalimantan Selatan

Warta IPTEK

Lebak Datangkan Sperma dari Kalimantan Selatan

LEBAK, KOMPAS.com Pemerintah Kabupaten Lebak melalui Dinas Peternakan akan mengembangkan ternak kerbau unggulan sehingga dapat meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat. “Saat ini peternak kerbau masih menggunakan pola tradisional dan pertumbuhannya relatif lambat,” kata Kepala Dinas Peternakan, Kabupaten Lebak, Iman Santoso, Senin (15/6).

     
Iman mengatakan, pengembangan ternak kerbau unggulan ini merupakan salah satu upaya terobosan pemerintah daerah untuk mendorong masyarakat berbisnis usaha ternak kerbau sekaligus menciptakan lapangan pekerjaan.
     
Lebih dari itu, Kabupaten Lebak secara nasional masuk ke-10 jumlah populasi kerbau yang mencapai 45.000 ekor sehingga prospek pengembangan kerbau unggulan begitu cerah untuk meraih pangsa pasaran. Menurut dia, pertumbuhan kerbau unggulan ini relatif cepat dibandingkan kerbau lokal yang tersebar di Kabupaten Lebak.
     
Pengembangan ini, kata dia, merupakan kerja sama Pemerintah Kabupaten Lebak dengan Balai Inseminasi Buatan Kalimantan Selatan (BIBKS) dengan sistem perbaikan mutu genetik dari keturunan atau anaknya. Perbaikan genetik ini melalui inseminasi buatan atau kawin suntik dengan teknik memasukkan mani (spermatozoa) yang telah dicairkan dan telah diproses terlebih dahulu yang berasal dari ternak jantan ke dalam saluran alat kelamin betina.
     
“Penggunaan metode itu tentu akan melahirkan keturunan yang bermutu,” katanya. Saat ini, pihaknya akan mengembangkan kerbau kalimantan selatan melalui inseminasi buatan sebanyak 800 sperma beku yang akan dimasukkan ke kerbau lokal.
     
“Saya optimistis, sistem genetik ini berhasil dikembangkan oleh peternak Lebak,” ujarnya. Dia menyebutkan, pengembangan dengan sistem inseminasi buatan dinilai efisien karena tidak mengharuskan pejantan unggul untuk dibawa ke tempat yang dibutuhkan.
    
Selain itu, hal tersebut dapat mengoptimalkan penggunaan pejantan unggul secara lebih luas dalam jangka waktu yang lebih lama untuk meningkatkan angka kelahiran dengan cepat dan teratur juga mencegah penularan/penyebaran penyakit kelamin.
     
“Saya kira, kelebihan inseminasi buatan selain menghemat biaya pemeliharaan ternak jantan juga dapat mengatur jarak kelahiran ternak dengan baik,” katanya.
     
Ketua Kelompok Peternak Kerbau Pengasingan, Kecamatan Cikulur, Kabupaten Lebak, Yasin mengatakan, pihaknya menyambut positif untuk mengembangkan ternak kerbau unggulan dengan cara suntik kawin dengan teknik memasukkan serum beku dari ternak jantan kerbau kalimantan selatan ke kerbau lokal.
     
“Saya kira metode pengembangan inseminasi buatan itu sangat cocok dan tepat untuk mendorong usaha peternak kerbau unggulan. Sebab, harga kerbau unggulan nilai jualnya mencapai puluhan juta rupiah,” katanya.

Sumber :  http://regional.kompas.com