Kontraksi ekonomi buat modal bank melemah
Kontraksi ekonomi buat modal bank melemah
JAKARTA (Bisnis.com): Pakar Keuangan New York University Edward Atlman mengatakan apabila pertumbuhan ekonomi terus mengalami kontraksi, modal perbankan tidak akan cukup untuk menutup kredit bermasalah.
“Meningkatkan provisi tentu menggerus modal. Jadi bagus bank yang meningkatkan provisi, tetapi tetap tidak cukup untuk menutup potensi NPL jika ekonomi terus berkontraksi,” paparnya di Jakarta, hari ini.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini diproyeksikan tumbuh di level bawah estimasi Bank Indonesia di kisaran 3%-4%. Angka itu menurun drastis dari perkiraan semula bisa tumbuh 5%. Saat ini, rasio kecukupan modal perbankan pada level 18% dan NPL 3,7%.
Namun, menurut dia, kondisi perbankan di Indonesia tidak seburuk yang terjadi di Amerika Serikat, karena bank sentral selama ini menerapkan aturan yang diambil dari Basel II, sehingga meningkatkan sistem risiko manajemen.
Dia mengingatkan perbankan harus menyesuaikan kredit yang diberikan sesuai dengan tingkat risiko. “Bank yang baik tetap harus memberikan standar bunga kredit yang rendah dan menyalurkan kredit kepada risiko rendah tetapi tetap berkualitas.”
Altman menambahkan pelaku industri perbankan juga harus tetap menyalurkan kredit meski kondisi ekonomi masih belum jelas. Asalkan mengacu pada prinsip kehati-hatian. “Jangan setop kredit dalam kondisi seperti ini. Justru itu kurang menguntungkan bagi bisnis dan ekonomi negara Anda. Pertumbuhan ekonomi akan menjadi stagnan, memang harus tetap hati-hati,” ujarnya.(yn)
oleh : Hendri T. Asworo
Sumber :
http://web.bisnis.com/keuangan/perbankan/1id114447.html