DRI IPB

Kemarau Panjang Mengancam

http://www.kabarindonesia.com/gbrberita/20071106013806.jpg
Warta IPTEK

Kemarau Panjang Mengancam

 
http://www.kabarindonesia.com/gbrberita/20071106013806.jpgBANDUNG(SI) – Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) menyebutkan adanya potensi kemarau panjang pada tahun ini akibat munculnya El Nino.

Hasil model iklim dinamik Lapan dan prakiraan kondisi global yang keluar pada Juni 2009 menunjukkan kemungkinan munculnya El Nino tahun ini sama seperti pernah terjadi pada 1997. Gejala El Nino pada 1997 menyebabkan ratusan ribu hektare sawah gagal panen dan kekeringan meluas sampai ke perkotaan.

Model dinamik menunjukkan hingga November daerah dengan curah hujan rendah masih mendominasi sebagian besar Indonesia bagian selatan. ”Curah hujan November hanya sekitar 100 mm/- bulan, padahal rata-rata mestinya mencapai 200 mm/bulan,” kata Kepala Pusat Pemanfaatan Sains Atmosfer dan Iklim (PPSAI) Lapan Bandung Thomas Djamaluddin kepada SI kemarin.

Pernyataan Lapan didukung prakiraan suhu muka Laut Pasifik dan parameter atmosfer dari National Oceanic Atmosphere Agency (NOAA) Amerika Serikat. Laporan NOAA juga dirilis pada Juni menyatakan bahwa hingga Desember akan terjadi El Nino di Laut Pasifik yang sangat mungkin sampai ke Indonesia. Bahkan,NOAA memprediksi El Nino berlanjut hingga Februari–Maret 2010.

”Gabungan model yang dikeluarkan juga menunjukkan bahwa pada Desember 2009 anomali suhu muka laut di Nino 3,4 akan melebihi 2 derajat.Ini mengindikasikan akan terjadi El Nino kuat seperti tahun 1997,” ungkap Thomas. Kondisi pembentukan awan di wilayah Indonesia juga diperkirakan akan melemah dimulai sejak Juni 2009 yang diakibatkan El Nino.Polanya mirip kejadian El Nino 1997.

Hemat Air

Menurut Thomas, kondisi ini harus diantisipasi bersama. Bagi masyarakat umum,Lapan merekomendasi kan agar lebih menghemat air mulai saat ini. Berdasarkan pengalaman saat El Nino 1997, sawah dan sungai kering serta krisis air terjadi di wilayah perkotaan. Penghematan air juga berlaku bagi perusahaan air minum milik daerah,terutama yang rawan kekeringan.

”PDAM juga jangan merasa air yang bisa diambil masih banyak. Sebenarnya bukan kemarau saja kita harus berhemat, tapi musim hujan juga perlu,”tuturnya. Dia berharap El Nino seperti 1997 tidak terulang tahun ini. Berdasarkan catatan PPSAI selama 50 tahun terakhir, El Nino pernah terjadi pada 1957–1958 dan 1965–1966.

El Nino kuat terjadi pada 1972–1973, 1982–1983, dan 1986–1988.Awal dekade 1990, El Nino terjadi hingga 1995 tapi dengan gradasi agak lemah. Pada 1997–1998 tercatat sebagai El Nino paling kuat karena menyebabkan gagal panen dan krisis air. Sementara pada 2002–2003 dan 2004–2005 El Nino yang terjadi cenderung dalam kadar lemah.

El Nino adalah fenomena alam yang secara ilmiah ditandai dengan meningkatnya suhu muka laut di sekitar Pasifik Tengah dan Timur sepanjang ekuator. Secara fisik El Nino tidak dapat dilihat. Thomas menerangkan, El Nino disebabkan pemanasan global akibat daya dukung alam terus menurun. Dewasa ini frekuensinya menjadi lebih sering terjadi. ”Kalau dulu terjadi hanya 5–7 tahun sekali,sekarang 3–4 tahun sekali,” ujarnya.

Kepala Dinas Pertanian (Distan) Jawa Barat Helmi Anwar mengaku belum menerima hasil prakiraan cuaca dari Lapan tersebut. Selama ini pihaknya memperoleh informasi prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan Menteri Pertanian. Berdasarkan prediksi Lapan dan NOAA, pihaknya akan melakukan upaya antisipasi bagi para petani.

Menurutnya, sebagian besar wilayah di Jabar saat ini sedang mengalami musim kemarau dan agak basah di beberapa wilayah. Kemarau yang terjadi masih normal. Kendati demikian, jika perkiraan Lapan sudah diumumkan, pihaknya akan melakukan verifikasi. ”Tapi yang pasti, kita tidak akan membuat bingung masyarakat.

Kita akan cek dulu informasinya,” katanya kemarin. Jika musim kering terjadi, lanjut Helmi, Distan memiliki prosedur penanganan sendiri. Di tingkat kota/kabupaten, Distan memberikan imbauan agar para petani bersiap menghadapi berbagai perubahan cuaca. (rudini/raka zaipul)    

 
Sumber :  http://www.seputar-indonesia.com
Photo : http://www.kabarindonesia.com/gbrberita/20071106013806.jpg