Jumling di Desa Neglasari
Jumling di Desa Neglasari
“Sebagai tuan rumah, kita harus bangga punya IPB. Mari kita berlomba memanfaatkan ilmu yang ada di IPB!” tegas Kepala Desa Neglasari, Otong Hermansyah kepada warganya saat Jumat Keliling LPPM IPB, Jumat (8/5). Kebanggaan ini, lanjutnya, sangat beralasan, mengingat Desa Neglasari adalah salah satu desa lingkar kampus IPB dan IPB merupakan perguruan tinggi yang banyak diminati oleh mahasiswa dari seluruh Indonesia.
Wakil Rektor Bidang Bisnis dan Komunikasi IPB, Dr.Ir. Arif Imam Suroso mengatakan, ragam program yang dicanangkan, seperti Jumling saat itu, adalah upaya IPB dalam memberdayakan masyarakat. Hal ini, jelasnya, sebagai bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, yakni pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
Sementara itu, dari Temu Wicara IPB bersama warga, teridentifikasi sejumlah masalah terkait pertanian. Sidiq Rusdi misalnya, petani jamur tiram ini mengeluhkan limbah serbuk gergaji yang merupakan bahan baku dalam usahanya, kini sulit untuk ia peroleh. ”Bukan karena tidak ada, tapi karena sekarang serbuk gergaji sudah diduitkan. Karena itu, saya minta saran dari IPB, apakah ada bahan selain serbuk gergaji yang bisa digunakan untuk bahan jamur ini?” tanya Sidiq.
Masalah lain diungkap oleh Jarkasih. Menurutnya, di Desa Neglasari ini, banyak pohon bambu namun belum terolah dengan baik. Mendengar hal ini, Wakil Kepala LPPM Bidang Pengabdian Kepada Masyarakat, Dr.Ir. Prastowo, M.Eng., mengatakan, pihaknya akan segera menindaklanjuti permasalahan yang dihadapi para petani di Desa Neglasari dengan cara menghubungkan mereka dengan para ahlinya, dalam hal ini Ir. Ervizal Amzu MS untuk masalah bambu, dan Dr.Ir. Irdika Mansur, M.For.Sc. untuk masalah jamur.
Pada kesempatan yang sama, Dr.Ir. Widodo dari Departemen Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian menjadi rujukan bagi para petani padi yang tergabung dalam kelompok tani setempat. Pasalnya, klinik tanaman yang dimiliki Dr. Widodo dinilai sesuai dengan keluhan para petani tersebut, yakni adanya hama yang menyerang tanaman padi mereka.
Ir. Sutrisno Koswara, M.Si dari SEAFAST IPB, menjanjikan kepada M. Sukri, pengusaha keripik pisang dan singkong, berupa bantuan desain kemasan dan pemasaran. ”Ke depan, akan kami fasilitasi untuk bisa masuk Agrimart IPB. Sementara untuk mesin dan cara pengolahan, Bapak akan kami ajak studi banding ke Leuwiliang, tempat pembuatan keripik yang cukup besar,” papar Ir. Sutrisno Koswara, M.Si. Sebelumnya, Jumling diawali dengan santunan kepada sejumlah anak yatim usia 5 hingga 13 tahun. Tampak hadir dalam kesempatan ini, Koordinator Jumling LPPM IPB Dr.Ir. Saharuddin MSi., dan Kabid Humas-Sekretaris Eksekutif IPB, Ir. Henny Windarti, M.Si. (nm)
Sumber : http://www.ipb.ac.id