IPB University dan PT Askara Daulat Desa Sinergikan Program Kemitraan 4.0 dan Data Desa Presisi di Kabupaten Bogor
IPB University dan PT Askara Daulat Desa Sinergikan Program Kemitraan 4.0 dan Data Desa Presisi di Kabupaten Bogor
La Elson, Koordinator Tim Spasial Kedaireka (Kerja Sama Dunia Usaha dan Kreasi Reka) IPB University memaparkan permasalahan-permasalahan yang dihadapi para petani desa.
Hal ini ia sampaikan dalam Focus Group Discussion (FGD) bertema “Kemitraan 4.0 Berbasis Data Desa Presisi: Peningkatan Kesejahteraan Petani melalui Komoditi Berkualitas Unggul” di Desa Kiarasari Kabupaten Bogor bersama PT Askara Daulat Desa, (26/10). FGD ini dihadiri tim IPB University (Ahmad Aulia Arsyad, Zessy Ardinal Barlan, Sri Anom Amingjati, dan Rizki Budi Utami), PT Askara Daulaut Desa dan 15 petani mitra perwakilan dari tujuh rukun warga di Desa Kiarasari.
“Petani banyak menghadapi permasalahan produktivitas dan harga jual komoditas hasil pertanian yang mereka tanam. Hal ini tentu terjadi karena sebab-sebab tertentu,” ujarnya.
Menurutnya, industri membutuhkan jaminan berupa hasil produk yang memenuhi standar kualitas, kuantitas dan kontinuitas. Problem yang sering muncul dalam penerapan pola kemitraan konvensional antara petani dengan industri justru seringkali menimbulkan konflik. Ini karena kurangnya kepercayaan dan transparansi antar pihak.
“Untuk itu, solusinya ke depan adalah harus beradaptasi dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai instrumen untuk menyelesaikan persoalan kurangnya kepercayaan dan transparansi antar pihak tersebut,” imbuhnya.
Menurutnya, FGD ini dilaksanakan sebagai upaya meningkatkan akurasi perhitungan potensi lahan dan penetapan sasaran program budidaya komoditas yang melibatkan seluruh pihak (perguruan tinggi, petani, dan industri). Keterlibatan tersebut mulai dari proses produksi hingga penjualan produk secara transparan.
“Hingga kemudian terbangun kepercayaan, keadilan antar pihak dan peningkatan usaha pertanian. Upaya tersebut juga menjangkau pemenuhan kebutuhan industri secara kualitas, kuantitas dan kontinuitas produksi,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa FGD ini membahas sosialisasi untuk persiapan pemetaan dan pendataan lahan mitra maupun calon mitra PT Askara Daulat Desa. Pendataan lahan tersebut bertujuan untuk mengidentifikasi batas kepemilikan lahan, pemilik lahan, luasan lahan dan komoditas yang ditanami pada lahan. Data tersebut ke depannya akan dijadikan dasar untuk menetapkan program dan kebijakan yang tepat guna.
“Tim IPB University akan membantu penetapan konsep kemitraan bisnis pertanian dengan memanfaatkan Data Desa Presisi (DDP) sebagai acuan dalam perencanaan bisnis. Kami dapat memastikan bahwa DDP adalah inovasi penting dalam membangun pengetahuan empirik berbasis keakuratan data numerik dan spasial,” ujarnya.
Untuk itulah, ia meyakinkan para peserta FGD agar DDP dijadikan acuan utama membangun Kemitraan 4.0, sehingga tujuan kerjasama tersebut dapat terwujud. (**/Zul)