DRI IPB

Ilmu Pengetahuan Naikkan Derajat Bangsa

Warta IPTEK

Ilmu Pengetahuan Naikkan Derajat Bangsa

Ilmu Pengetahuan Naikkan Derajat Bangsa

 
 
 
JAKARTA – Perkembangan ilmu pengetahuan sejatinya memengaruhi kenaikan derajat bangsa di mata dunia. Hal ini pulalah yang ditemukan dalam jejak pendidikan dan ilmu pengetahuan di Tanah Air.

Dalam orasi ilmiah bertajuk “Pendidikan dan Perkembangan Ilmu di Indonesia”, guru besar FMIPA UI Prof. Dr. Soekarja Somadikarta mengungkap sejumlah fakta peningkatan kualitas pendidikan maupun ilmu pengetahuan telah mampu meningkatkan derajat Indonesia di kancah internasional. Fakta ini, kata dia, patut diberi penghargaan tersendiri.

Pakar dunia perburungan (ornitologi) tersebut juga memaparkan, lebih dari 12 jenis burung Indonesia dijadikan sebagai corak relief di beberapa candi di Pulau Jawa. Bahkan, relief burung cenderawasih, jika benar, juga terlihat di Museum of Fine Arts, Boston, AS.

“Di museum ini ada gambar burung endemik Sulawesi tersebut. Selain itu, ditemukan juga Burung Pinka (Pinka Niao) yang dibawa sebagai hadiah dari Ka-ling (Pulau Jawa) ke daratan Tiongkok untuk Kaisar China. Diduga, kemungkinan besar burung Pinka tersebut adalah burung Cenderawasih Indonesia,” ungkap Prof. Soemar, di Auditorium Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Jakarta Selatan, Selasa (28/8/2012).

Mantan Dekan FMIPA UI periode 1981-1984 ini juga bercerita tentang pembajakan georgeus everhardus rumphius dijadikan dasar oleh Francois Valentijn untuk menulis bab tentang burung dalam bukunya Oud- en Nieuw Oost-Indien.

“Di halaman 229, dalam buku Valentijn Oud- en Niew Oost-Indien yang terbit pada 1726 itu Valentijn berkata bahwa bahwa dia pernah merasakan daging burung Kasuari pada 1668. Padahal, Valentijn baru lahir pada 17 April 1666, dan sampai 1685 pun Valentijn belum ada dikawasan Hindia Timur,” paparnya.

Di akhir orasinya, ilmuwan sekaligus akademisi ini memaparkan alasan mengapa para ilmuwan Indonesia tidak pernah terdengar dalam percaturan ilmu pengetahuan dunia.  “Saya selalu menjawabnya karena pendidikan di zaman kolonial tidak memberikan kesempatan yang luas kepada kita untuk melakukan hal itu,” pungkasnya.

Prof. Soemar memaparkan orasi ilmiah dalam Memorial Lecture, sebagai bagian dari rangkaian acara peringatan ulang tahun LIPI yang jatuh pada 23 Agustus lalu. Dalam kesempatan itu, LIPI juga memberikan Sarwono Award kepada Prof. Soemar atas kiprahnya dalam ornitologi atau taksonomi burung di Tanah Air. Perayaan ulang tahun LIPI ke-45 tahun ini mengusung tema “Ilmu Pengetahuan Naikan Derajat Bangsa”.(rfa)

 
Sumber : Okezone.com