Ekonomi RI Kehilangan Momentum

Ekonomi RI Kehilangan Momentum
JAKARTA (SI) – Makin berlarutnya rencana penyaluran stimulus fiskal infrastruktur Rp12,2 triliun dikhawatirkan makin membuat Indonesia kehilangan momentum mengejar pertumbuhan ekonomi.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi mengatakan,keterlambatan pencairan tidak akan mampu mendorong efek berganda dari proyekproyek tersebut.Penyaluran stimulus infrastruktur akan dilakukan pada kuartal pertama,namun memasuki kuartal kedua pencairan belum dilakukan. Padahal, kata dia, kondisi perekonomian pada kuartal kedua diprediksi semakin tertekan sejalan dengan melemahnya perekonomian di negara-negara maju.
“Pengerjaan proyek yang diberi stimulus sekalipun tentu masih membutuhkan persiapan, tidak langsung jadi,” ujarnya di Jakarta kemarin. Menurut Sofjan, penundaan penyaluran stimulus bisa meningkatkan angka pengangguran dan kemiskinan.Selain itu,penundaan juga menyebabkan persepsi dunia usaha terhadap komitmen pemerintah akan berkurang.“Kalau seperti ini terus, siapa yang bisa kami percaya lagi,”katanya.
Pemerintah bersama DPR sepakat mengucurkan belanja stimulus infrastruktur senilai Rp12,2 triliun pada Februari lalu melalui 11 kementerian/lembaga yang banyak mendistribusikan belanja infrastruktur seperti Departemen Pekerjaan Umum dan Departemen Perhubungan.Belanja stimulus ini diberikan dalam kerangka antisipasi krisis langsung dari total Rp73,3 triliun sepanjang 2009. Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Erwin Aksa mengatakan, pemerintah semestinya bisa lebih antisipatif mengatasi potensi pendalaman krisis perekonomian pada kuartal kedua dan ketiga tahun ini.
Caranya,kata dia, pemerintah mempercepat realisasi stimulus sejak awal. “Inilah yang seharusnya diantisipasi dari awal karena berlarutlarutnya stimulus ekonomi ini akan menimbulkan beban atau biayabiaya lain yang mungkin akan lebih tinggi dan tidak terduga sebelumnya,” keluhnya. Kepala Badan Kebijakan Fiskal Departemen Keuangan Anggito Abimanyu sebelumnya mengatakan, pemerintah mendapat amunisi untuk menghadapi tekanan krisis ekonomi di kuartal II-III/2009 dari belanja infrastruktur Rp12,2 triliun yang baru akan terealisasikan mulai kuartal kedua ini.
“Ini timing-nya. Pas sekali, saat kondisi perekonomian melambat, kita akan mengguyur atau memompa perekonomian dari stimulus fiskal,”ujarnya. Sementara itu, peneliti senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Latif Adam menilai,kebijakan realisasi stimulus tidak bisa terlambat diberikan.Pasalnya, stimulus diberikan dalam rangka mengurangi dampak krisis ekonomi yang makin buruk dengan memperkuat basis konsumsi domestik sebagai satu-satunya faktor penopang pertumbuhan ekonomi saat ini.
“Dalam kondisi resesi,kita berpacu dengan waktu untuk menahan tekanannya.Bila terlambat, risiko negatif akan susah kita antisipasi,”katanya. Menteri Keuangan sekaligus Menko Perekonomian Sri Mulyani mengakui risiko penurunan pertumbuhan ekonomi di 2009 semakin besar akibat dampak krisis ekonomi global.“Ekonomi 2009 ini risikonya lebih banyak dari risiko pertumbuhan serta pengangguran dan kemiskinan sebagai topik yang lebih penting dan prioritas,”ujarnya.
Sejumlah kementerian/lembaga yang mendapat jatah dana stimulus infrastruktur itu adalah Departemen Pekerjaan Umum Rp6,6 triliun untuk kegiatan penanganan bencana banjir Bengawan Solo, jaringan distribusi, instalasi air minum, jalan sentra produksi dan irigasi. Departemen Perhubungan Rp2,198 triliun untuk proyek rehabilitasi dan revitaliasai KA, railway, bandara, pelabuhan,dan dermaga.
Sumber: Seputar Indonesia
Photo : http://newblueprint.files.wordpress.com/