Dr Sofyan Sjaf: Segerakan Inovasi dalam Mendobrak Moratorium Daerah Otonomi Baru (DOB) Bogor Barat
Dr Sofyan Sjaf: Segerakan Inovasi dalam Mendobrak Moratorium Daerah Otonomi Baru (DOB) Bogor Barat
Sosiolog Pedesaan IPB University Dr Sofyan Sjaf hadiri acara Forum Silaturahmi Masyarakat Bogor Barat terkait Daerah Otonomi Baru (DOB) Kabupaten Bogor Barat, di Aula Pasar Tradisional Leuwisadeng, (2/10).
“Kalau kita ingin pasar ini tidak mangkrak, maka kita dirikan inovasi. Sama halnya dengan Bogor Barat, kalau kita ingin maju, maka kita dirikan inovasi,” tegas Wakil Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) bidang Pengabdian Masyarakat IPB University ini dalam acara yang dihelat di Aula Pasar Tradisonal Leuwisadeng ini.
Penggagas Data Desa Presisi (DDP) dari IPB University ini melanjutkan bahwa ketika bicara dan belajar tentang DOB Kabupaten Bogor Barat, maka yang kita pikirkan adalah sosial masyarakat. Berbicara sosial masyarakat, maka berbicara filosofi pembangunan.
“Dalam menyejahterakan dan mencerdaskan kehidupan bangsa, pembangunan ditentukan dua hal. Pertama, democratic rural development. Kedua, data yang akurat yaitu DDP,” ujarnya.
Ia kemudian mengetengahkan masalah utama yang terjadi pada data Potensi Desa (Podes) dari Badan Pusat Statistik (BPS). Mengenai keakuratan data, ditemukan error data sebanyak 47,13 persen. “Data podes tidak sesuai dengan aktual di desa,” terangnya.
Oleh karena itu, Dr Sofyan Sjaf menyarankan perlu disegerakan adanya inovasi-inovasi dalam pembentukan Daerah Otonom Baru (DOB) Kabupaten Bogor Barat.
“Pertama, penting adanya penguatan kapasitas sumberdaya manusia aparat desa yang progresif. Merekalah yang mendorong lokomotif ekonomi lokal yang dapat mengangkat pembangunan ekonomi Bogor Barat. Yaitu sektor pertanian dan pariwisata,” jelasnya.
Menurutnya, untuk mengangkat pembangunan ekonomi pada sektor pertanian dan pariwisata, tentunya perlu menggerakan potensi pemuda masyarakat desa.
“Para elit, para pemuda, dan tokoh masyarakat Bogor Barat perlu melakukan aksi-aksi kolaboratif dengan mengaktifkan diskusi-diskusi mengenai DOB, pembangunan dan sosial masyarakat desa,” bebernya.
Sejalan dengan hal itu, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Barat, Asep Wahyu Wijaya mengatakan bahwa tidak hanya Bogor Barat saja yang menunggu momentum agar wilayahnya menjadi DOB. Ada sekitar 320 lebih yang menunggu momentum tersebut.
Kegiatan ini dihadiri Dosen Program Studi Manajemen Agribisnis, Sekolah Vokasi, IPB University, Prima Ghandi SP, MSi, anggota DPRD Kabupaten Bogor, perwakilan kepala desa, tokoh masyarakat, para aktivis pemekaran, budayawan, Organisasi Kemasyarakatan dan Pemuda (OKP) dan karang taruna, serta mahasiswa. (DAN/Zul)