Dosen Mengabdi IPB University Dampingi Warga Kampung Ciwaluh Agar Jadi Desa Wisata
Dosen Mengabdi IPB University Dampingi Warga Kampung Ciwaluh Agar Jadi Desa Wisata
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University melakukan pengabdian ke Kampung Ciwaluh, Bogor (22/11). Kampung Ciwaluh merupakan salah satu kampung wisata yang berada di Kabupaten Bogor serta berbatasan langsung dengan Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango.
Kondisi geografis Kampung Ciwaluh memiliki potensi yang sangat besar dijadikan kampung ekoagrowisata. Tim yang dipimpin oleh Rajib Gandi, dosen IPB University ini terdiri dari lima orang yaitu dua orang dosen, satu orang alumni dan dua orang mahasiswa.
”Kegiatan ini adalah upaya kongkrit dari IPB University untuk berkontribusi lebih besar kepada petani dan masyarakat pedesaan. Dengan prinsip partisipatif dan komunikasi yang dialogis, diharapkan pendampingan di masyarakat Ciwaluh ini bisa berjalan optimal,” ujar Rajib Gandi.
Sandi, pengelola Kampung Wisata Ciwaluh mengatakan, “Kampung Ciwaluh memiliki banyak potensi pertanian yang dapat dimanfaatkan. Di antaranya tanaman kapulaga (Amomum compactum). Masyarakat menanam kapulaga sebagai prioritas dikarenakan harga kapulaga saat ini melambung tinggi. Selain kapulaga, masyarakat juga menanam kumis kucing (Orthosiphon aristatus), cengek atau cabe rawit (Capsicum annuum), padi (Oryza sativa) dan kopi khusunya kopi arabika (Coffea arabica),” jelasnya.
[masterslider id=”475″]
Selain pertanian, potensi Kampung Ciwaluh lainnya berasal dari sektor wisata. Gagasan untuk menjadikan Kampung Ciwaluh sebagai kampung wisata sudah dilakukan sejak beberapa tahun yang lalu dengan adanya wisata air terjun (curug) sebagai primadona. Hingga saat ini pengelolaan wisata dikelola sepenuhnya oleh masyarakat dengan para pemuda-pemudi sebagai garda terdepan pengembangan wisata.
“Kami punya kelompok sadar wisata (Pokdarwis) yang sudah terstruktur dan dinilai sudah aktif mengembangkan wisata Kampung Ciwaluh. Kelompok Pokdarwis sudah melakukan pencatatan terkait jumlah pengunjung maupun penghasilan yang didapat serta mengurus perizinan kepada pihak-pihak terkait. Namun, terdapat permasalahan yang dialami oleh masyarakat dalam pengembangan wisata di kampung ini berkaitan dengan perizinan yang hanya dari Surat Keputusan (SK) desa saja serta adanya ego-sektoral antar kampung yang menyebabkan pengembangan wisata di kampung ini sulit untuk dikembangkan,” imbuhnya.
Akses transportasi yang sulit ditempuh juga menjadi hambatan utama dalam pengembangan wisata. Persoalan lain adalah masih banyaknya sampah dimana-mana, belum adanya asuransi terkait pengelolaan wisata, serta jumlah pengunjung yang belum banyak sehingga penghasilan yang didapatkan hanya cukup untuk perbaikan wisata saja.
Sandi juga menambahkan bahwa Kampung Ciwaluh memiliki komoditas kopi yang tidak boleh diabaikan. Kopi merupakan salah satu komoditas unggulan dari Kampung Ciwaluh yang juga memiliki potensi cukup besar.
Sejak bertahun-tahun yang lalu masyarakat sudah menanam kopi dan menjadikan kampung ini sebagai produsen kopi.
Namun terdapat permasalahan dalam pengembangan komoditas kopi oleh masyarakat khususnya petani kopi. Yaitu kurangnya wawasan mengenai pengolahan dan pemasaran kopi. Kampung Ciwaluh sebenarnya juga memiliki permasalahan teknis pertanian terkait kopi, dimana sebagian besar petani hanya bisa bertani tanpa ada keterampilan mengolah hasil panen secara lebih baik walaupun sudah ada beberapa pendampingan dan pelatihan tentang kopi. Selain masalah teknis, hasil panen kopi yang dinilai masih sedikit juga menjadi permasalahan para petani kopi.
Menanggapi paparan dari Sandi, Rajib mengatakan bahwa kegiatan pendampingan dari Dosen Mengabdi ini rencananya akan berlangsung sampai bulan Desember. “Harapan kami dan masyarakat Ciwaluh adalah hubungan kerjasama antara perguruan tinggi (IPB University) dan masyarakat desa bisa terus berlanjut. Sehingga mampu menghasilkan hasil dan karya produk yang bisa bermanfaat,” Rajib Gandi. (Mardi/Rena/Gandi/Zul)