Bangun Data Desa Presisi di Lingkar Kampus, IPB University Persiapkan Mahasiswa IGTF
Bangun Data Desa Presisi di Lingkar Kampus, IPB University Persiapkan Mahasiswa IGTF
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University mengadakan pelatihan untuk para mahasiswa peserta IPB Goes to Fields (IGTF) dalam rangka kegiatan Membangun Data Desa Presisi di Lingkar Kampus IPB University. Kegiatan pelatihan ini diinisiasi oleh Wakil Kepala bidang Pengabdian kepada Masyarakat, Dr Sofyan Sjaf sekaligus inovator data desa presisi. Pelatihan diadakan di Pendopo Kelurahan Situgede, Kota Bogor, beberapa waktu lalu. Ada 60 mahasiswa peserta pelatihan yang nantinya akan disebar ke delapan desa dan empat kelurahan. Yaitu Desa Benteng, Cibanteng, Cihideung Ilir, Bantar Jaya, Cikarawang, Neglasari, Sinar Sari, Dramaga, Kelurahan Balumbang Jaya, Semplak Barat, Situ Gede, dan Marga Jaya.
Ada tiga narasumber yang hadir dalam pelatihan ini, yaitu Zessy Ardinal Barlan, SKPm, MSi, Rajib Gandi, SKPm, MSi, dan Lukman Hakim, SKPm, MSi. Ketiganya menjelaskan tentang pendekatan Drone Participatory Mapping (DPM) yang digunakan dalam membangun data desa presisi.
Data desa presisi sangat dibutuhkan karena kualitas data (presisi/tidak presisi) menentukan keberhasilan/kegagalan pembangunan desa. Data presisi dapat menentukan ketepatan perencanaan, implementasi, serta monitoring dan evaluasi pembangunan desa. Data presisi juga mampu memotret potensi desa secara detail dan kondisi aktual rumah tangga desa. Data presisi mampu memastikan ukuran-ukuran pembangunan desa secara tepat. Serta pendekatan data desa presisi menempatkan warga desa sebagai subjek dalam pemyusunan dan pengelolaan data desa.
“Drone Participatory Mapping (DPM) merupakan pendekatan inklusif yang menempatkan relasi antara manusia dan teknologi untuk melakukan pengumpulan data desa presisi dengan mempertimbangkan dimensi spasial, teknologi digital, partisipasi warga, dan sensus. Ada tiga tipe data yang dihasilkan oleh DPM, yaitu data citra desa dengan resolusi tinggi hingga lima sentimeter, data numerik dengan menggunakan aplikasi MERDESA, dan untuk ke depannya sedang dikembangkan output berupa data kualitatif/deskriptif, ” jelas Dr Sofyan.
Ia berharap setelah mengikuti pelatihan ini, mahasiswa IGTF bisa bekerja dengan baik untuk mengumpulkan data, baik spasial maupun sosial di desa lingkar kampus yang menjadi target pengumpulan data desa presisi. (**/Zul)