DRI IPB

REKAYASA PROSES PRODUKSI, KARAKTERISASI DAN APLIKASI ALKIL POLIGLIKOSIDA (APG) BERBASIS ALKOHOL LEMAK C12 (DODECANOL) DAN PATI SAGU SEBAGAI SURFAKTAN DALAM FORMULASI HERBISIDA – Ani Suryani, Dadang, Setyadjit, Agus Sudiman Tjokrowardojo, Mochamad N.K

Buku 5 : Prosiding Hasil Seminar IPB 2009

REKAYASA PROSES PRODUKSI, KARAKTERISASI DAN APLIKASI ALKIL POLIGLIKOSIDA (APG) BERBASIS ALKOHOL LEMAK C12 (DODECANOL) DAN PATI SAGU SEBAGAI SURFAKTAN DALAM FORMULASI HERBISIDA – Ani Suryani, Dadang, Setyadjit, Agus Sudiman Tjokrowardojo, Mochamad N.K

REKAYASA PROSES PRODUKSI, KARAKTERISASI DAN APLIKASI ALKIL POLIGLIKOSIDA (APG) BERBASIS ALKOHOL LEMAK C12 (DODECANOL) DAN PATI SAGU SEBAGAI SURFAKTAN DALAM FORMULASI HERBISIDA
(Production Process, Characterization and Application of Alkyl Polyglycoside (APG) From Fatty Alcohol C12 (Dodecanol) and Sago Strach as a Surfactant in Herbicide Formulation)

Ani Suryani1), Dadang2), Setyadjit3), Agus Sudiman Tjokrowardojo4) Mochamad Noerdin N.K.1)
1) Dep. Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian IPB
2) Dep. Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian IPB
3) Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pasca Panen Pertanian Departemen Pertanian
4) Balai Besar  Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Aromatik Departemen Pertanian

ABSTRAK

Alkil poliglikosida (APG) merupakan surfaktan nonionik yang biasa digunakan pada formulasi beberapa produk seperti formulasi herbisida, produk-produk perawatan badan, produk kosmetik maupun untuk pemucatan kain tekstil. Alkil poliglikosida (APG) merupakan surfaktan generasi baru yang ramah lingkungan karena bersifat mudah terurai. Bahan baku APG adalah alkohol lemak dari oleokimia minyak kelapa atau minyak inti sawit dan karbohidrat seperti pati.  Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh surfaktan non ionik APG yang berbasis pati sagu  dan alkohol lemak C12 (dodekanol). Penelitian ini  memodifikasi proses produksi APG metode dua tahap dengan mencari kondisi optimum suhu proses butanolisis dan rasio mol pati sagu-dodekanol  dan mengetahui pengaruhnya terhadap nilai kestabilan emulsi air:xilena, karakterisasi APG dan hasil formulasi herbisidanya serta uji efektifitasnya. Hasil analisis permukaan respon, menunjukkan nilai kestabilan emulsi air:xilena dengan penambahan APG (%) yaitu  72,58% pada  suhu proses butanolisis  147,8oC dan pada rasio mol tepung sagu-dodekanol 1:3,27 (b/b). Validasi optimasi menunjukkan nilai kestabilan emulsi air:xilena dengan penambahan APG yaitu  72,3%. Model persamaan optimum Y= 64,29 + 35,53X1 – 29,82X12 – 9,63X2 – 23,09X22 -20,56X1X2 adalah valid sesuai hasil pengujian. APG pada konsentrasi 1% (b/v) dapat menurunkan tegangan permukaan 23,375 dyne/cm dan nilai tegangan antarmuka antara air dan xilene pada konsentrasi 0,4% (b/v) APG adalah 8,17 dyne/cm. Nilai HLB 8,8 sehingga APG yang dihasilkan termasuk  surfaktan yang sesuai untuk jenis emulsi minyak dalam air (O/W) dan sebagai bahan pembasah. Sedangkan pH APG kondisi proses optimum sebesar 7,15. Pengamatan aplikasi formulasi herbisida (glifosat dan surfaktan APG) hasil penyimpanan 5 minggu dengan suhu 15oC, suhu ruang (26-29oC) dan 40oC menunjukkan efektivitas yang tinggi. Suhu penyimpanan tidak berpengaruh nyata terhadap efektivitas herbisida.

Kata kunci :  Surfaktan, Alkil Poliglikosida (APG), alkohol lemak C12, pati sagu,  herbisida.

ABSTRACT

Alkyl poliglycoside (APG) is a non ionic surfactant which is commonly used in some products like herbicides, personal care products, cosmetics and textile bleachings. APG is new generation of surfactant that is environmental friendly. Raw materials of APG are fatty alcohol from palm oil or palm kernel oil and carbohydrates like the strach, that make APG as biodegradable surfactant.  The aim of research was to obtain non ionic surfactant alkyl polyglycosides (APG) based on sago starch and fatty alcohol C12 (dodecanol). This research is modification  of  production process of APG two steps method, in order to obtain optimum condition temperature of butanolysis and mol ratio  of sago starch-dodecanol to emulsion stability (water : xylene), characterisisation of APG,  herbicide formulation and its hebicide formulation effectiveness.  Result of response surface, showed that emulsion stability (water:xylene) added  APG (%)  was  72.58% at temperature of butanolysis 147.8oC and at ratio of sago starch-dodekanol 1:3.27 (w/w). Validation showed that emulsion stability (water : xylene) with addtion of APG was 72.3%. Equation model of  optimum condition was Y= 64.29 + 35.53X1 – 29.82X12 – 9.63X2 – 23.09X22 -20.56X1X2  which similar with experimental data. APG at 1 % (w/v) was able to  decrease surface tension  23.375 dyne/cm and interfacial  tension between water : xylene at APG concentration of 0.4% (w/v) was  8.17 dyne/cm. Value of HLB was 8.8 so that of this surfactant  emulsion of oil in water (O/W)  and wetting agent. APG pH in optimum process condition was  7.15. Application of herbicide formulation (glyphosate and APG surfactant) that was stored   five weeks at  temperature of 15oC, room temperatur (26-29oC) and 40oC showed high effectiveness. The storage temperature  was not significantly different on herbicide  efectiveness.

Keywords: Surfactant, Alkyl Polyglycosides (APG), fatty alcohol C12, sago starch, herbicide.

Download : Abstrak