LPPM IPB University Gelar Sosialisasi Riset Inovasi untuk Indonesia Maju Gelombang 2 Tahun 2022
LPPM IPB University Gelar Sosialisasi Riset Inovasi untuk Indonesia Maju Gelombang 2 Tahun 2022
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) IPB University menggelar Sosialisasi Riset Inovasi untuk Indonesia Maju (RIIM) Gelombang ke-2 Tahun 2022, 25/7. Pada kesempatan ini, LPPM IPB University berusaha mendorong para peneliti untuk berkompetisi dan berjejaring melalui skema RIIM.
Pelaksana Harian (Plh) Kepala LPPM IPB University, Dr Sofyan Sjaf mengaku, akibat keterbatasan jumlah hibah pendanaan penelitian yang menurun drastis, LPPM IPB University mencari peluang pendanaan penelitian lain, yakni RIIM yang berasal dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Republik Indonesia.
“Kini peran strategis berada di tangan peneliti IPB University untuk mau membangun kolaborasi dan berkompetisi dalam menyusun proposal pada hibat riset ini. Kami berharap besar kepada peneliti agar dapat memanfaatkan kesempatan ini,” tuturnya.
Diuraikannya, Skema RIIM merupakan riset kolaboratif yang bertujuan untuk mendapatkan novelty atau kebaruan teknologi dan hasil riset lainnya, meningkatkan jumlah invensi dari hasil riset yang berpotensi dikembangkan lebih lanjut untuk menghasilkan inovasi, meningkatkan kontribusi aktif pemangku kepentingan, baik pemerintah maupun swasta dalam kegiatan riset, meningkatkan kuantitas dan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) terkait riset yang mampu bersaing secara global. “Seluruh riset ini harapannya dapat dikembangkan lebih lanjut oleh pemangku kepentingan dengan tujuan mengimplementasikan hasil riset tersebut, “ ungkapnya.
Prof Sugeng Heri Suseno selaku Wakil Kepala Bidang Penelitian LPPM IPB University menjelaskan seputar pendanaan RIIM yang berfokus pada riset dan inovasi pada bidang pangan termasuk kesehatan dan energi bagi kemandirian nasional. “Tetapi hal itu tidak membatasi untuk dilakukannya riset di bidang lainnya, seperti penerbangan, antariksa, hayati, lingkungan, elektronika, informatika, manufaktur, nanoteknologi, material, kebumian, maritim, tenaga nuklir, sosial dan humaniora, arkeologi, bahasa, sastra, tata kelola pemerintahan, ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat,” ungkapnya.
Sosialisasi ini juga menghadirkan Dr Ing Azis Boing Sitanggang, salah satu penerima dana penelitian RIIM. Dalam paparannya, ia mengupas tuntas tentang teknis pendaftaran serta tipsnya agar dapat lolos pengajuan proposal. “Lakukan sesuai dengan yang diminta oleh RIIM karena semuanya tercantum pada portal BRIN,” katanya.
Penelitian ini, sebutnya, memberikan ruang kolaborasi seluas-luasnya karena melalui penelitian RIIM ketentuannya hanya sebatas Warga Negara Indonesia (WNI) dengan ketentuan beberapa lembaga. “Pintu penelitian ini dibuka bagi setiap WNI yang berasal dari Lembaga Riset, Perguruan Tinggi (PT), Badan Usaha, dan Organisasi Kemasyarakatan dengan mekanisme yang telah dijelaskan oleh Prof Sugeng sebelumnya,” tuturnya.
Penelitian RIIM membuka kesempatan bagi seluruh peneliti IPB University untuk berkompetisi dan berjejaring melalui penelitian. Sosialisasi ini sekaligus menjadi langkah awal untuk menerima proposal sampai pada 30 Juli 2022. (Aisyah)