DRI IPB

Departemen Silvikultur IPB University Tandatangani Naskah Kerjasama dengan SEAMEO BIOTROP

Berita / Warta LPPM

Departemen Silvikultur IPB University Tandatangani Naskah Kerjasama dengan SEAMEO BIOTROP

Demi mengimplementasikan kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University menjalin kerjasama dengan the Southeast Asian Ministers of Education Organization, The Regional Centre for Tropical Biology (SEAMEO BIOTROP) (22/09). Pendatanganan naskah kerjasama tersebut ditujukan untuk meningkatkan kapasitas mahasiswa dan sumberdaya manusia secara umum.

Direktur SEAMEO BIOTROP, Dr Zulhamsyah Imran mengatakan bahwa kerjasama erat secara spesifik bersinggungan dengan topik silvikultur dan reklamasi tambang. Kerjasama tersebut dijalin untuk mengembangkan pemanfaatan hutan dalam dunia usaha.

“Kerjasama ini juga menjadi sarana  ke depan dalam tukar menukar pengetahuan dan informasi,” ujarnya.
Menurutnya, SEAMEO BIOTROP telah menerima mahasiswa magang dari IPB University secara reguler. Dengan adanya kebijakan MBKM, proses kegiatan magang agak sedikit berbeda.

“Dengan kebijakan 20 Satuan Kredit Semester (SKS) atau lima bulan magang, Departemen Silvikultur harus memformulasikan mata kuliah yang bersinggungan dengan topik di SEAMEO BIOTROP,” imbuhnya.

Ia mengatakan setelah perjanjian tersebut dikukuhkan, harus ada penguatan lebih lanjut. Rencananya, harus ada pencocokan antara sumberdaya yang dimiliki SEAMEO BIOTROP dengan kebutuhan mahasiswa Departemen Silvikultur.

berita-departemen-silvikultur-ipb-university-tandatangani-naskah-kerjasama-dengan-seameo-biotrop-news

“Saya berharap ada suatu lokakarya yang menghasilkan bagaimana proses magang dengan pendekatan microcredential ini,” tuturnya.

Harapannya, SEAMEO BIOTROP juga dapat belajar banyak dari Fahutan IPB University. Lebih lanjut, model pembelajaran  yang dihasilkan bisa menjadi contoh bagi departemen lain di IPB University maupun universitas lainnya.

Dr Omo Rusdiana, Ketua Departemen Silvikultur IPB University menyebutkan Fahutan IPB University telah mendesain capstone yang diselaraskan dengan magang dan tugas akhir. Sehingga memenuhi persyaratan 20 SKS dalam program MBKM. Ia berharap program internasional seperti MIT (magister information technology in natural resources) dapat dibangkitkan lagi melalui kerjasama tersebut.
“Tentu saja dibutuhkan sumber beasiswa agar dapat menarik calon mahasiswa. Upayanya bisa dengan pengalokasian dana dengan kemitraan non blok,” katanya.

Ia juga berharap agar kerjasama tersebut tidak terbatas di dunia pendidikan namun juga masuk ke dunia industri. Hal tersebut akan mempengaruhi peranan hutan tanaman industri ke depannya.

Fahutan IPB University telah memiliki program studi multiusaha kehutanan bagi S3 sehingga cocok bila disandingkan dengan program pemerintah dan BIOTROP.

 “Harapannya ini dapat diimplementasikan segera. Mudah-mudahan nanti ada tindak lanjut dari naskah kerjasama ini dalam bentuk program-program yang langsung dapat dikerjakan. Outputnya bisa berupa joint research dan joint publication. Serta pengembangan masyarakat dalam bentuk transfer teknologi atau artikel-artikel ilmiah popular yang dapat diserap oleh masyarakat dengan mudah,” jelasnya.

Dalam kegiatan tersebut mitra kerjasama seperti  LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) dan beberapa perusahaan pertambangan turut hadir.  “Kehadiran para mitra penting dalam diskusi kerjasama dan implementasi MBKM. Sehingga peran SEAMEO BIOTROP tidak hanya dalam pertukaran informasi, namun juga untuk penguatan hardskill dan softskill mahasiswa,” tutupnya. (MW/Zul)