DRI IPB

PKSPL IPB University Monitor PNLG Program di Kabupaten Sukabumi

Berita / Warta LPPM

PKSPL IPB University Monitor PNLG Program di Kabupaten Sukabumi

Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan (PKSPL), Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University lakukan monitoring PNLG (PEMSEA Network  Learning of Government) di Sukabumi, Jawa Barat, (22/9).

Kegiatan ini merupakan bagian dari kerjasama antara the Partnerships in Environmental Management for the Seas of East Asia (PEMSEA), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) serta PKSPL IPB University.

Dr Yonvitner selaku Kepala PKSPL IPB University menjelaskan  salah satu program PNLG adalah Sustainable Development Strategy for the Seas of East Asia (SDS-SEA). Outputnya adalah untuk memberikan masukan ilmiah, peningkatan kapasitas melalui pelatihan, serta dukungan teknis. Dukungan teknis diberikan kepada pemerintah pusat dan daerah dalam peningkatan dan pengembangan implementasi program pengelolaan pesisir terpadu.

“PKSPL dan PEMSEA adalah lembaga yang fokus kepada penelitian di wilayah pesisir dan laut. Kerangkanya pada pengelolaan pesisir terpadu yang terus mengawal serta memberikan dukungan baik kebijakan maupun teknis terkait penguatan kelembagaan, perubahan iklim, konservasi penyu dan isu sampah plastik,” ujar Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK), IPB University ini.

berita-pkspl-ipb-university-monitor-pnlg-program-di-kabupaten-sukabumi-news

Menurutnya, selama tiga tahun terakhir ini, Kabupaten Sukabumi menjadi fokus terkait pemantauan kondisi air laut akibat perubahan iklim dan isu sampah plastik baik ditingkat nasional maupun internasional. “Kegiatan pemantauan sudah dua kali dilakukan di wilayah Pelabuhan Ratu,” imbuhnya.

Pada kesempatan yang sama, hadir juga Iwan Nirawandi perwakilan Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan, KLHK. Ia menyebutkan bahwa terkait pemantauan sampah plastik, kegiatan monitoringnya akan menggandeng Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sukabumi.

“Ke depannya kegiatan yang akan dilaksanakan serta dikembangkan adalah analisa terkait sumberdaya perairan yang tercemar. Kegiatan awal yang akan dilakukan terkait hal tersebut adalah pemetaan titik-titik yang berpotensi menjadi sumber pencemar,” ungkapnya.

Menurutnya, kegiatan pemantauan tahap kedua dilakukan pada September dan Oktober dimana sudah ada program yang diimplementasikan di Sukabumi, yaitu pembuatan jalur pipa air di pesantren oleh pihak KLHK.

“Ini akan menjadi acuan PEMSEA untuk meningkatkan beberapa potensi yang dimiliki Kabupaten Sukabumi sebagai lokasi program. Misalnya kegiatan konservasi penyu serta pengembangan ekowisata, penanaman mangrove, pengembangan ekowisata Geopark Ciletuh Pelabuhan Ratu yang statusnya sudah masuk UNESCO Global Geopark,” imbuhnya.

Ia menambahkan bahwa saat ini ada tiga puluh ribu mangrove yang ditanam di sepanjang pesisir pantai Pelabuhan Ratu (meliputi tujuh kecamatan). Lokasi ini akan menjadi model monitoring.

“Akan dibentuk Kelompok Pesisir Tangguh untuk menjadi motor penggerak dalam kegiatan konservasi penyu dan mengurangi sampah laut ini. Selain itu, dalam pembahasan tadi, kami juga sepakat ada beberapa tambahan kegiatan kepada PEMSEA. Yakni program ketahanan pangan, program penggunaan dan manajemen pasokan air,” tutupnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sukabumi, Teja Sumirat sangat mengapresiasi kedatangan tim dari PKSPL IPB University, KLHK dan Koordinator PEMSEA ke Sukabumi.

“Ini merupakan bentuk komitmen serius dari PKSPL IPB University, KLHK dan PEMSEA dalam mengawal program ini dari awal hingga saat ini,” jelasnya. (Marqo/MQS/Zul)