DRI IPB

Data Desa Presisi Segera Diimplementasikan di Seluruh Desa di Tapanuli Utara

Berita / Warta LPPM

Data Desa Presisi Segera Diimplementasikan di Seluruh Desa di Tapanuli Utara

 “Kita sudah berada di era 4.0 yang berbasis informasi digital, sehingga pendataan di wilayah perdesaan harus mencapai akurasi tinggi yang kita sebut Data Desa Presisi atau DDP,” ujar Dr Sofyan Sjaf, penggagas DDP saat berbicara dalam acara Monev DPP, (22/12).

Monev yang dilakukan di Kantor Kepala Desa Sibandang tersebut dihadiri Hotma P Aritonang, Donald Hutagaol, Kepala Desa Fakter Sinaga, perangkat desa dan Tim Monev Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University. Tim yang terdiri atas Lukman Hakim, Rajib Gandi, dan Danang Aria Nugroho bertugas menyusun informasi digital sosial agar memudahkan masyarakat memahami dan menerapkan secara langsung keberadaan DDP ini yang akan berbentuk enam peta desa dan lima peta tematik, begitu juga analisa-analisa Data Potensi Desa (Depodes).

Menurut Wakil Kepala LPPM IPB University bidang Pengabdian kepada Masyarakat tersebut, “Saat ini tak tersedia data yang presisi di perdesaan, sehingga mustahil bisa membuat tujuh belas tujuan pembangunan yang berbasis Sustainable Development Goals (SDGs).”

Untuk itu ia berharap Sibandang—yang menjadi desa pertama di Sumatra yang sudah berhasil memiliki data presisi—akan menjadi tempat utama pembelajaran utama untuk 241 desa di Tapanuli Utara. “Dua puluh enumerator warga asli desa tersebut yang proaktif dalam proses pendataan, nanti bisa menjadi supervisi, pilot drone, dan tenaga terampil dalam pembuatan peta orthopoto,” tambahnya.

“Kami bangga anak-anak muda di sini mampu dan antusias menyelesaikan proses pendataan yang akurat dan tidak mengada-ada,” ujar Fakter Sinaga. Untuk itu ia ingin membuktikan sendiri, seperti apa akurasi DDP. “Saat ini seorang warga baru saja meninggal dunia, sehingga berkurang jumlah penduduk yang didata. Saya ingin tahu dimana orang itu tinggal, berapa usianya, dan berapa jumlah keluarganya,” tanyanya dengan penasaran.

BERITA-taput ok2

Ia kemudian menyebut mendiang warga tersebut, Sayyid Maulana Al-Bahr. Koordinator Supervisi kemudian mengetik pencarian sosok tersebut. “Bukan hanya tiga data sosial itu yang bisa terlihat, tapi juga riwayat penyakit, jumlah tanaman yang dimiliki, luas lahan dan volume konsumsinya selama ini bisa terbaca hanya dengan menggeser cursor,” ujarnya memastikan.

Dalam melakukan collecting data sensus yang dilakukan oleh pemuda dan pemudi desa didampingi oleh supervisor Malik Siregar dan Ostaf Al Mustafa.

“Saya tak menyangka selengkap ini datanya dan tinggi validitasnya,” sambung sosok pemimpin desa yang humoris itu.

Kemudian Hotma P Aritonang memberikan tanggapan setelah melihat langsung tampilan data yang diminta Fakter Sinaga, “Inilah keunggulan pendataan berbentuk swakelola, karena masyarakat desa terlibat langsung dalam mencari dan mengumpulkan detail data tersebut,” kata

Kepala Bidang Sosial Budaya, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) yang sejak awal mengikuti perkembangan pendataan tersebut juga memastikan akan memilih anak-anak muda milenial itu untuk menjadi sosok unggulan yang akan membentuk desa-desa lainnya melakukan hal yang serupa.

Senada dengan pernyataan Hotma, Donald P Aritonang yang mendampingi para enumerator tersebut menegaskan, “Saya telah melihat langsung pendataan yang dilakukan di tiga dusun. Tidak ada satu pun dari 146 pertanyaan yang luput dari jawaban. Setiap malam dilakukan evaluasi apakah jawaban-jawaban responden benar-benar akurat atau masih meragukan. Dengan cara demikian, tingkat presisinya pasti tinggi karena selalu dilakukan verifikasi bersama,” ujar Kasubbid Naker, Peningkatan Sumberdaya Manusia (SDM) dan Sosial tersebut.

“Saya berharap Pak Donald bisa menjadi koordinator tingkat kabupaten pada 2021 nanti dalam melakukan pendataan desa presisi ini,” harap Dr Sofyan Sjaf.

Menurut penyampaian Kepala Bappeda, Luhut Aritonang, sebagaimana yang disampaikan Hotma, bahwa pada 2021 nanti setengah dari keseluruhan desa akan diprogramkan untuk melakukan hal yang serupa dengan Desa Sibandang.  “Setengahnya lagi dilanjutkan pada 2022 hingga tuntas. Sehingga Kabupaten Tapanuli Utara yang pertama di Sumatera yang paling lengkap data desa presisinya, bahkan di Indonesia,” jelasnya. (*/**)