DRI IPB

BNPB dan PSB IPB University Berikan Stimulan Usaha pada Korban Bencana

Berita / Warta LPPM

BNPB dan PSB IPB University Berikan Stimulan Usaha pada Korban Bencana

Sebagai tindak lanjut dari program pemulihan pasca bencana, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terus mendorong stimulasi ekonomi pasca bencana. Hal ini disampaikan Direktur Pemulihan, BNPB, Dr Yolak Dalimunthe didampingi Makbul dari Sub Direktorat Penguatan Ekonomi BNPB saat penyerahan stimulan usaha bersama.

Bekerjasama dengan Pusat Studi Bencana (PSB), Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University, BNPB mengembangkan program pendampingan usaha pengolahan gula merah dan kapulaga pada masyarakat Desa Cimapag, Sukabumi. “Kerjasama ini didampingi oleh IPB University dan Desa Sirnaresmi. Dengan kerjasama ini diharapkan gairah ekonomi bisa kembali membaik. Selain pendampingan ekonomi, kegiatan ini juga untuk pendampingan sosial seperti pendidikan,” ujar Dr Yolak.

Gula aren akan diolah dalam dua bentuk yaitu gula aren bubuk dan gula aren cair. Sedangkan untuk kerajinan tangan yang akan dikembangkan adalah kerajinan yang memanfaatkan limbah kayu dan bambu. Saat ini kegiatan pendampingan telah sampai pada tahap pemberian stimulan untuk bantuan berusaha meliputi wajan pengolah gula, safety belt, saringan gula aren, refraktometer gula, vacum sealer, mesin pengering, ziplock bag, kemasan botol, mesin bubut dan mesin laser.

berita PSB LPPM

Adapun kelompok sasaran binaan terdiri dari tiga kelompok yaitu Sirnaresmi Mandiri, Sirnaresmi Berdikari dan Perempuan Tangguh Sirnaresmi.

Peningkatan kapasitas kelompok yang dilakukan meliputi potensi gula aren dalam meningkatkan perekonomian masyarakat, pemasaran produk gula aren, manajemen keuangan keluarga dan manajemen risiko usaha. Dan tahapan terakhir dalam kegiatan ini adalah bimbingan teknis terkait pengolahan gula aren dan pembuatan kerajinan tangan yang direncanakan dilaksanakan pada tanggal 26 November 2020.

Kepala PSB IPB University, Dr Yonvitner mengungkapkan bahwa beberapa bentuk stimulan yang diberikan adalah fasilitas pengolahan dan pengemasan. Sebagai stimulan, Dr Yonvitner berharap petani gula terdampak bencana dapat kembali menggiatkan usaha dengan memacu nilai tambah. Karena produk olahan masyarakat dengan nilai tambah seperti pengemasan akan menjadi daya tarik bagi pasar.

Sementara itu Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, Anita menyampaikan bahwa Kabupaten Sukabumi termasuk daerah supermarket bencana termasuk megathrus di Selatan Jawa. Menjadi penting untuk terus memperkuat kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana. (**/Zul)