DRI IPB

Perhatikan Asupan Suplemen Anak

Warta IPTEK

Perhatikan Asupan Suplemen Anak

SUPLEMEN mampu melengkapi kekurangan zat gizi untuk menjaga vitalitas tubuh,termasuk bagi anak-anak. Suplemen dianjurkan untuk anak-anak guna menghindari risiko gangguan pertumbuhan.

Suplemen dapat berupa vitamin, elemen-mineral, atau zat gizi lain seperti asam lemak, asam amino, dan zat esensial lain. Misalnya serat.Termasuk di dalamnya bahan berkhasiat, yang biasanya berasal dari alam. Menurut pakar gizi Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Ali Khomsan, dalam keadaan tertentu pemberian suplemen bagi anak memang dianjurkan.

Di antaranya anak dalam kondisi sakit atau sedang dalam masa pemulihan.Dalam kondisi ini,suplemen dibutuhkan untuk membantu mencukupi pemenuhan zat gizinya. Terlebih lagi jika nafsu makannya belum baik.Pemberian suplemen juga disarankan apabila menu harian anak kurang lengkap, atau nafsu makan anak menurun.

Menurut Ali,ketika anak menginjak usia 4-5 tahun,biasanya mereka mengalami masalah susah makan. Hal ini tentu dapat mengganggu pertumbuhan dirinya.Karenanya, konsumsi suplemen saat itu justru dianjurkan. Sama halnya dengan anak yang tengah mengidap gangguan pencernaan, mengalami gangguan penyerapan zat gizi tertentu, kebutuhan suatu zat gizi anak sedang meninggi, maupun pada saat anak kehilangan zat gizi secara berlebihan.

Lebih lanjut,Ali mengingatkan para orangtua agar tidak mengartikan suplemen sebagai pengganti makanan sehari-hari. Sebab, suplemen hanya bersifat sebagai tambahan. Yang perlu dicermati sebelum memberikan suplemen kepada anak adalah, apakah konsumsi suplemen tersebut, memiliki efek samping.

”Ini tergantung dari isi kandungan suplemennya,” kata ahli gizi RS Jakarta dr Inayah Budiastuti MS SpGk. Saat ini di pasaran juga telah banyak beredar suplemen yang berasal dari herbal. Selama suplemen yang terbuat dari herbal itu benar-benar murni herbal, tanpa ada kandungan zat kimia, maka penggunaan suplemen untuk jangka waktu tertentu tergolong aman.

Terlebih lagi herbal bermanfaat untuk mereduksi kolesterol dan mengandung serat. Herbal sangat dianjurkan bagi anak-anak yang kekurangan serat. Antioksidan juga terkandung dalam herbal. Antioksidan ini berfungsi menurunkan kadar oksidan yang memicu radikal bebas.

Mengingat, anak-anak sangat menggemari makanan junk food. Terbukti meski masih berusia belia, tidak sedikit anak-anak yang menderita kolesterol tinggi. Masalahnya,ada beberapa herbal yang memiliki efek sistemik. Efek sistemik ini dapat merangsang kerja organ tubuh yang penting. Dengan demikian dapat memacu jantung dan meningkatkan tekanan darah.

Selain itu,herbal tidak mempunyai ukuran seperti obat.Takaran obat dapat terukur dalam hitungan dosis yang berupa miligram.Tidak sulit untuk memberikan obat kepada anak.Tinggal menyesuaikan dengan usia dan berat badan anak bersangkutan sehingga ditemukan pemberian dosis yang tepat.

Sebaliknya, hal tersebut tidak berlaku bagi herbal. ”Apalagi pencernaan anak belum sempurna.Makanya, hati-hati dalam memberikan suplemen,perhatikan benar kandungannya,” sebut Inayah. Di samping kandungan dalam suplemen yang perlu diwaspadai, perlu diketahui juga bahwa di pasaran suplemen dijual bebas sebagai makanan tambahan. Jadi suplemen tidak dikelompokkan sebagai obat.

Dalam dunia kedokteran, suplemen digolongkan sebagai nutraceutical. Sementara obat-obatan, termasukpharmaceutical.Berbeda dari obat-obatan yang harus diuji efektivitasnya secara klinis lewat serangkaian prosedur, suplemen tidak perlu melalui uji klinis seperti itu. Karenanya, sebelum memberikan suplemen kepada anak ada beberapa hal yang harus dicermati.

Pastikan mengetahui kebutuhan anak akan suplemen yang dibutuhkan. Dan berikan suplemen yang memang khusus diformulasikan untuk anak dan mudah dikonsumsi. Bagi anak yang tengah mengidap penyakit tertentu, Inayah mengingatkan agar pemberian suplemen tidak menyebabkan kontraindikasi dengan obat untuk penyakitnya. Ali pun memperingatkan, ketika anak mengonsumsi suplemen, selanjutnya lakukan evaluasi efek suplemen secara periodik.

Orangtua pun harus mempertimbangkan secara cermat kandungan zat-zat gizi dalam suplemen makanan.Kenali pula istilah pada label suplemen.Di antaranya asam askorbat yang artinya vitamin C, alphatocopherol adalah vitamin E, sedangkan kalsiferol adalah nama lain untuk vitamin D.

Aturan pemakaian agar efektif, tanggal kedaluwarsa, maupun registrasi tidak boleh luput dari perhatian.Akan lebih baik apabila memilih suplemen yang tidak mengandung zat pengawet, pewarna, maupun zat tambahan lain.

Pastikan kandungan produk tersebut benar-benar sesuai keterangan pada kemasannya. Sebab, ada produk yang mengaku tidak mengandung zat pengawet,tapi dalam komposisinya ternyata tercantum nama asam tertentu yang termasuk dalam kategori zat pengawet.( sri noviarni)

Sumber : http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/227825/36/